Ratusan Hektar Padi di Sulsel Gagal Panen Akibat Serangan Hama Tikus

persawahan di Kecamatan Larompong
Sumber :
  • Haswadi-tvone

Luwu, VIVA – Ratusan hektar lahan persawahan di Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan dilaporkan mengalami gagal panen akibat serangan hama tikus yang masif sejak beberapa pekan terakhir.

Periode Tanam Bisa 3 Kali Setahun Usai Cetak Sawah Rakyat Lahan Tidur di Kalteng

Petani pun merugi besar dan hanya bisa pasrah melihat tanaman padi yang mereka rawat sejak awal musim tanam hancur diserang hama.

Menurut data dari petani setempat, sedikitnya 300 hektar lebih sawah tersebar di Desa Komba Selatan mengalami kerusakan parah akibat serangan tikus. Tanaman padi yang telah memasuki fase pengisian bulir dilaporkan rusak dan banyak yang mengering karena batangnya digerogoti tikus.

"Kami sudah berupaya mengusir dengan cara tradisional, bahkan melakukan gropyokan (perburuan tikus massal), tapi populasi tikus justru makin banyak," ujar seorang petani di Desa Komba Selatan, Rabu, 2 Juli 2025.

Ia menambahkan bahwa musim panen kali ini, serangan hama tikus paling parah yang pernah mereka alami. Ia mengaku sudah merugi jutaan rupiah karena gagal panen.

"Biasanya kami bisa panen 5 sampai 6 ton per hektar, sekarang kosong. Bahkan sebagian petani tak sempat panen sama sekali karena sudah habis diserang tikus," jelasnya.

Sementara itu, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Luwu mengaku telah menerima laporan dan tengah melakukan kajian serta pendataan kerusakan lahan. Kepala bidang Pertanian, Islamuddin mengatakan bahwa faktor cuaca yang ekstrem dan tidak seimbangnya ekosistem predator alami menjadi pemicu meledaknya populasi tikus.

"Memang serangan hama tikis kali ini cukup masif, biasanya ada hama tikus tapi tidak seekstrem ini, vegetatif dan generatif, menyerang semua tanaman padi warga," kata Islamuddin.

Islamuddin mengaku sepanjang tahun, belum pernah terjadi serangan hama tikus semasif ini.

"Biasanya memang ada serangan hama tikus, tapi kali ini cukup merugikan petani karena populasinya sangat banyak dan tidak terkendali," ujarnya.

Petani berharap ada perhatian serius dari pemerintah agar masalah ini tidak terulang di musim tanam berikutnya. Selain bantuan sarana produksi, mereka juga meminta adanya asuransi pertanian atau program perlindungan dari gagal panen akibat hama dan cuaca ekstrem.

Laporan: Haswadi-tvone

Subsidi Pupuk Disalurkan Langsung ke Petani, 27.000 Distributor Tak Lagi jadi Perantara
Sidang kasus impor gula di Pengadilan Tipikor Jakarta

Saksi Sebut Indonesia Sudah Ketergantungan Impor Gula Mentah Puluhan Tahun

Pernyataan ini mengonfirmasi bahwa praktik impor merupakan kebijakan berkelanjutan yang telah menjadi bagian dari sistem ketahanan pangan nasional.

img_title
VIVA.co.id
5 Oktober 2025