Protes Sound Horeg, Warga Kediri Diteror: Foto Disebar, Sound Diarahkan ke Rumahnya hingga Dikeroyok!

Warga Desa Kepung di Kabupaten Kediri, Eko yang protes sound horeg
Sumber :
  • Instagram

Kediri, VIVA – Warga Desa Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Eko mengaku mendapat teror usai protes acara sound horeg yang berlangsung di wilayahnya.

Demi Karnaval Sound Horeg Kades di Malang Minta Bayi, Lansia dan Warga yang Sakit Mengungsi

Eko mengatakan, setelah melayangkan protes, ia dan keluarganya dikucilkan, foto pribadinya bersama sang istri disebarkan ke komunitas sound horeg dengan narasi negatif, seolah mereka adalah musuh bersama.

"Foto kami itu disebar oleh mereka, dikatakan ‘ini loh yang menghambat keberadaan sound horeg’," ucap Eko, dilihat dari unggahan video akun Instagram @fakta.indo, Kamis, 30 Juli 2025.

Atasi Polemik, Komisi II DPR: Sound Horeg Butuh Pengaturan, Bukan Pelarangan

Teror yang Eko dan keluarga alami tak sampai di situ. Ia menyampaikan, rumahnya juga didatangi rombongan komunitas sound horeg. Parahnya lagi, speaker sound system diarahkan langsung ke kediamannya dengan volume maksimal. 

“Mulai jam 13.30 siang sampai sekitar pukul 21.00 malam, mereka sengaja menghadapkan sound itu ke arah rumah (saya). Kemudian sound itu disetel sekeras-kerasnya,” ucap Eko.

Gubernur Khofifah Masih Galau Aturan Sound Horeg: MUI Sudah Haramkan, Polda Jatim Sudah Bertindak

Eko mengatakan, insiden lebih serius pernah terjadi sebelumnya. Pada 2022, ia sempat dikeroyok oleh sekelompok massa setelah menegur rombongan sound horeg yang melintas di depan rumahnya.

Warga Desa Banyak yang tak Setuju, Tapi Pilih Diam

Menurut pengakuan Eko, warga desa sebenarnya banyak yang keberatan dengan kegiatan sound horeg. Salah satu alasannya adalah iuran yang diminta oleh panitia mencapai Rp500 ribu per kepala keluarga. Namun sayangnya, banyak warga memilih diam karena takut dikucilkan atau bahkan mendapat intimidasi serupa.

Bahkan, katadia, tak sedikit yang akhirnya memutuskan mengungsi sementara dari desa demi menghindari konflik.

Laporan ke Kepala Desa tak Digubris

Pak Eko mengaku sudah mencoba jalur resmi dengan melapor ke Kepala Desa. Sayangnya, upayanya tidak mendapat respons apa pun. Hal ini menambah kekecewaan, karena warga seperti dirinya justru dibiarkan menghadapi tekanan sendirian, tanpa perlindungan dari pemerintah desa.

Kini, satu-satunya harapan Pak Eko adalah tindakan nyata dari Pemerintah Kabupaten Kediri dan pihak kepolisian. Ia meminta perlindungan atas kondisi yang dialami dirinya dan keluarganya, terutama dari ancaman sosial maupun kekerasan fisik yang mungkin terjadi kembali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya