Gertak Kawasan! Indonesia Beli Kapal Fregat Siluman dari Turki, Bisa Luncurkan Rudal HISAR dan Atmaca Sekaligus
- IST
Istanbul, VIVA – Indonesia resmi meneken kontrak pembelian dua unit fregat siluman kelas I (Istif-class) dari Turki. Kapal perang canggih ini bakal memperkuat armada TNI AL dengan teknologi tempur terkini yang siap menggertak ancaman regional.
Penandatanganan kontrak dilakukan di Istanbul pada Sabtu, 26 Juli 2025, antara PT PAL Indonesia dan perusahaan galangan kapal terkemuka asal Turki, TAIS Shipyard. Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, hadir menyaksikan momen penting tersebut.
“Saya menyaksikan penandatanganan MoU dengan TAIS Shipyard sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama strategis di bidang pertahanan maritim antara Indonesia dan Turkiye (Turki),” tulis Sjafrie dalam akun Instagram resminya dikutip Kamis, 31 Juli 2025.
Penandatanganan kontrak pengadaan dua kapal Istif-class/Istanbul-class di Turki
- Dok. Menhan
Fregat Serbaguna: Dari Anti-Kapal Selam hingga Rudal Pertahanan Udara
Fregat kelas I atau Istif-class merupakan bagian dari program kapal nasional Turki, MILGEM. Dirancang sebagai kapal tempur multifungsi, fregat ini mampu menjalankan berbagai misi sekaligus, mulai dari peperangan anti-kapal selam (ASW), anti-permukaan, hingga pertahanan udara, pengintaian, akuisisi target, identifikasi, serta pendeteksi dan peringatan dini.
Dengan bobot sekitar 3.100 ton dan panjang 113 meter, kapal ini memiliki desain siluman untuk meminimalisir deteksi radar musuh. Sistem propulsinya mengandalkan teknologi CODAG (Combined Diesel and Gas), memungkinkan fregat ini beroperasi dalam kecepatan tinggi, hingga 29 knot, dan menjelajah sejauh 5.700 mil laut.
Rudal HISAR, Atmaca, dan Sistem Senjata Canggih
Persenjataan fregat ini benar-benar mematikan. Sistem peluncur vertikal MIDLAS VLS 16 sel yang terpasang di kapal mendukung peluncuran rudal pertahanan udara HISAR. Selain itu, rudal anti-kapal ATMACA siap menghantam sasaran jarak jauh lebih dari 200 km.
Kapal juga dipersenjatai dengan meriam utama kaliber 76 mm, sistem Close-In Weapon System (CIWS) Gökdeniz untuk pertahanan jarak dekat terhadap rudal atau pesawat, serta sistem peperangan elektronik mutakhir.
Radar AESA dan Sistem Tempur Pintar
Fregat kelas Istif dibekali radar AESA CENK-S untuk pelacakan multi-target dan sistem manajemen tempur Havelsan Advent CMS. Keduanya memberi keunggulan dalam peperangan elektronik dan deteksi dini yang sangat penting di zona konflik maritim.
Misi Bawah Laut: Siap Buru Kapal Selam
Untuk operasi bawah laut, fregat ini dilengkapi dengan sonar yang terpasang di lambung kapal serta susunan derek untuk mendukung misi anti-kapal selam. Tak hanya itu, tersedia hanggar dan dek penerbangan untuk menampung helikopter S-70B Seahawk, yang dapat memperluas daya jangkau dan kemampuan tempur kapal.
Transfer Teknologi: PT PAL Terlibat Langsung
Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia tidak sekadar membeli kapal jadi. PT PAL akan dilibatkan dalam proses produksi dan pemeliharaan, termasuk penguatan kapasitas industri pertahanan dalam negeri melalui alih teknologi dan pengetahuan.
“Penandatanganan ini menandai langkah maju dalam pengembangan industri galangan kapal nasional melalui kolaborasi teknologi, alih pengetahuan, serta produksi bersama kapal militer yang mendukung kebutuhan pertahanan negara,” tulis Sjafrie.
Sebelumnya, MoU terkait pembelian fregat ini telah diteken dalam pameran Indonesia Defence 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Kini dengan kontrak resmi, Indonesia mempertegas kesiapannya dalam memperkuat armada laut dan kedaulatan wilayah maritim.