Kesal Truk Tambang Lalu Lalang di Siang Hari, Warga Parungpanjang Gerudug Pos Dishub

Warga Parungpanjang Gerudug Pos Dishub
Sumber :
  • Istimewa

Bogor, VIVA – Aturan jam operasional truk tambang di perbatasan Kabupaten Tangerang–Bogor kembali menjadi sorotan. Pada Selasa 16 September 2025 siang, puluhan warga Parungpanjang, Kabupaten Bogor, mendatangi pos Dinas Perhubungan (Dishub) setempat. 

Terungkap! Penyebar Video Anggota DPRD Gorontalo Mau Rampok Uang Negara Ternyata Teman Wanitanya, Kesal Tak Dinikahi

Mereka marah karena melihat puluhan truk tambang bebas beroperasi di luar jam yang ditentukan, sementara petugas Dishub tampak sedang istirahat di pos jaga.

Warga Geram, Truk Tambang Langgar Jam Operasi

BCA Bantah Isu Kebocoran Data Nasabah, Manajemen Kasih Penjelasan

Sejak lama, truk tambang di kawasan ini hanya diperbolehkan melintas pada jam tertentu untuk mengurangi kemacetan dan polusi. Namun kenyataannya, banyak kendaraan bermuatan berat tetap lalu lalang di siang hari. 

Kondisi tersebut memicu kemarahan warga yang sehari-hari harus berhadapan dengan kemacetan parah, debu, hingga risiko kecelakaan.

DPRD Jakarta Minta Dishub Pasang Plang Cegah Parkir Ilegal: Warga Boleh Tolak Bayar Jika Tak Berizin

Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @fakta.indo, terlihat sejumlah warga meluapkan kekesalannya langsung ke petugas Dishub. 

Dengan nada tinggi, mereka menegur sejumlah petugas di pos yang dianggap tidak bekerja sebagaimana mestinya.

“Woy, Dishub kerjanya apa? Liat itu mobil isian banyak banget,” teriak seorang warga dengan nada kesal.

“Lu kerja dibayar pake uang rakyat, lihat itu,” kata warga lain.

Tak lama setelah dimarahi, lebih dari lima petugas Dishub tampak panik. Mereka berlarian keluar pos, buru-buru mengenakan seragam dan atribut, lalu kembali mengatur lalu lintas. 

“Woy, ayo buru-buru wey!” terdengar salah satu petugas berseru saat bergegas kembali ke jalan.

Konflik Panjang Warga vs Truk Tambang

Ketegangan antara warga dan operasional truk tambang di wilayah Parungpanjang bukan kali pertama terjadi. Selama bertahun-tahun, masyarakat setempat mengeluhkan dampak buruk aktivitas truk tambang. Jalan yang rusak, polusi udara, kebisingan, hingga meningkatnya angka kecelakaan menjadi alasan utama protes warga.

Aturan pembatasan jam operasional yang seharusnya menjadi solusi justru kerap dilanggar. Warga menilai lemahnya pengawasan dari Dishub membuat truk tambang semakin leluasa melintas, terutama di jam-jam padat siang hari.

Insiden penggerebekan pos Dishub ini menunjukkan bahwa keresahan warga sudah mencapai puncaknya. Mereka menuntut adanya tindakan nyata, bukan sekadar aturan di atas kertas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya