Irjen Amur Chandra Diminta Eksekusi Buronan Red Notice asal Malaysia
- vivanews/Andry Daud
Jakarta, VIVA – Penunjukan Irjen Pol Amur Chandra Juli Buana sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri disambut baik oleh berbagai pihak.Â
Dengan rekam jejak yang cemerlang dan pengalaman di bidang kerja sama internasional, publik menaruh harapan besar agar Divhubinter di bawah kepemimpinannya dapat bertindak tegas dalam menuntaskan kasus-kasus buronan lintas negara.
Penunjukan Irjen Amur Chandra, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakapolda Sulawesi Utara, dianggap sebagai langkah tepat oleh Kapolri dalam mengisi posisi strategis ini.
Salah satu kasus yang dinantikan penyelesaiannya adalah penangkapan buronan Red Notice asal Malaysia, Mohammed Shaheen Shah bin Mohd Sidek, atau yang dikenal sebagai Dato Seri Mohd Shaheen, pemilik dari Riyaz Group, sebuah grup perusahaan di bidang perhotelan dan pariwisata.
Kasus yang menjerat Dato Seri Mohd Shaheen berawal dari laporan polisi pada Oktober 2022 oleh pihak PT Golden Dewata atas kasus dugaan penggelapan senilai puluhan miliar rupiah.
Dia masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadapnya pada November 2022.
Direktur Utama PT Golden Dewata, Feric Setiawan mengungkapkan, pengalaman Irjen Amur Chandra sebagai Sekretaris NCB-Interpol Indonesia dan keterlibatannya dalam penanganan kasus kejahatan siber internasional menunjukkan kapabilitasnya dalam menangani jaringan kriminal lintas batas.Â
Feric menilai, kepercayaan publik ini menjadi modal kuat bagi Irjen Amur Chandra untuk membawa Divhubinter semakin proaktif dan efektif.
"Maka dari itu kami sebagai korban meminta Irjen Amur Chandra untuk memprioritaskan penangkapan Dato Seri Mohd Shaheen, yang telah menjadi buronan Polda Bali sejak November 2022. Dengan statusnya sebagai buronan Red Notice, penanganan kasus ini kini berada di bawah koordinasi Divhubinter Polri," ungkap Feric melalui pesan tertulisnya, Kamis 18 September 2025.
Feric menilai, keberhasilan penangkapan akan menjadi bukti nyata komitmen Polri dalam menegakkan hukum, terutama terhadap pelaku kejahatan internasional yang merugikan banyak pihak di Indonesia.
"Langkah tegas ini diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban. Penegasan terhadap buronan Red Notice juga akan memperkuat kredibilitas Polri di mata lembaga penegak hukum internasional, khususnya Interpol," ungkapnya
Kasus yang menjerat Dato Seri Mohd Shaheen berawal dari laporan polisi pada Oktober 2022 oleh pihak PT Golden Dewata.
Ia dilaporkan ke Polda Bali atas dugaan tindak pidana penggelapan dan penipuan dengan kerugian mencapai sekitar Rp 89 miliar.
Diduga, dana tersebut digelapkan oleh Dato Seri Mohd Shaheen dan rekannya.
Setelah serangkaian penyelidikan dan pemanggilan yang tidak diindahkan, Polda Bali menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) terhadapnya pada November 2022.
Untuk mempermudah pencarian buronan di luar negeri, Polda Bali mengajukan permohonan penerbitan Red Notice melalui Divhubinter Polri ke Interpol pusat.
Dato Seri Mohd Shaheen sempat mengajukan praperadilan di PN Denpasar, namun ditolak oleh hakim pada April 2023.
Pada Agustus 2023, ia juga dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait kasus serupa, menambah panjang daftar kasus yang menjeratnya.
Dengan adanya fakta-fakta tersebut, publik kini menaruh harapan besar kepada Irjen Amur Chandra untuk segera mengambil tindakan konkret.
"Penangkapan Dato Seri Mohd Shaheen akan menjadi langkah signifikan dalam menegakkan keadilan dan membuktikan bahwa hukum di Indonesia tidak pandang bulu, bahkan terhadap buronan yang bersembunyi di luar negeri," tandas Feric.