Respons Menkeu Purbaya, Kepala BGN Pede Anggaran MBG Rp 71 Triliun Bakal Terserap
- Biro Pers Sekretariat Presiden
Jakarta, VIVA – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan yakin anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terserap maksimal sesuai target, sehingga pihaknya tidak khawatir dengan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang akan menarik anggaran MBG bila tak terserap maksimal.
"Saya enggak khawatir terkait dengan itu karena penyerapan kita, Insya Allah, akan selesai, apalagi Rp 71 triliun tahun ini pasti terserap," kata Kepala BGN Dadan Hindayana di Jakarta, Senin.
Menu Makan Bergizi Gratis
- VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)
Meski saat ini masih ada anggaran Rp 9,1 triliun yang masih belum bisa digunakan, pihaknya tetap optimis dapat menyerap anggaran secara maksimal karena BGN telah memiliki sistem yang kuat dengan program-program yang saat ini telah berjalan.
"Meskipun ada Rp 9,1 triliun masih dibintangi, belum bisa kita pakai, dan itu masih dalam proses membuka bintang. Namun kita memprediksi akan butuh tambahan Rp 50 triliun. Pak Presiden sudah membuat stand by Rp 100 triliun, jadi kami tidak risau yang begitu-begitu karena kami tahu apa yang harus kami lakukan," ucapnya.
Ia menegaskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) merupakan penggerak untuk Program MBG yang paling banyak menyerap anggaran, sehingga saat ini BGN tengah memperbaiki tata kelola masing-masing SPPG di seluruh wilayah.
"Program ini anchor atau penggerak utamanya yang bekerja di makanan dan minuman, mereka bergerak di boga, katering, restoran, kafe, itu anchor-nya Program MBG, maka sebagian besar (anggaran) terserap di sana," ujar Dadan.
Dadan juga menegaskan proses verifikasi mitra untuk masing-masing SPPG telah dilakukan secara profesional dalam sistem mitra.bgn.go.id.
"Memang setelah kegiatan berjalan kami melihat ada beberapa pemilik yang memang kami identifikasi, seperti orang-orang yang memang sudah kita kenal, tetapi pada proses verifikasi kami tidak melihat itu, karena kami verifikasi berbasis portal, kemudian yang verifikasi juga sekian banyak orang, sehingga berbasis kelengkapan. Jadi itu sudah dilakukan secara profesional," ucap Dadan Hindayana. (Ant)