Cerita Bambang Brodjonegoro Soal Uniknya Data Barang Impor

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.
Sumber :
  • dok.Bappenas

VIVA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menceritakan fakta data impor barang konsumsi pada tahun 2017 yang melonjak hingga 30 persen secara year on year atau dari Januari 2017 hingga Januari 2018.

Trump Tetapkan Tarif 50 Persen untuk Impor Tembaga, Berlaku 1 Agustus

Menurut dia, banyak ekonom yang tidak sadar bahkan dirinya sendiri terkecoh ketika merespons data impor 2017 yang disebut naik lantaran ditopang oleh barang penolong dan barang modal. 

"Saya sendiri juga terlewat soal data impor barang konsumsi," kata Bambang di Hotel Mulia Jakarta, Rabu 21 Februari 2018.

DPR Minta Pemerintah Selamatkan Industri Baja Nasional, Ini Alasannya

Jika merujuk pada barang penolong dan barang modal, menurutnya tentu menunjukkan investasi di Indonesia sudah berjalan dan membaik. Namun fakta lain pun ditemukan bahwa impor barang konsumsi juga cukup besar.

"Pada 2017 impor barang konsumsi kita naik 14,7 persen. Nah ini masalahnya, kalau saya pakai data per Januarinya, secara year on year dari Januari 2018 dibanding Januari 2017, impor barang konsumsi itu naiknya 30 persen. Itu lebih tinggi daripada kenaikan impor barang modal dan barang penolong," ungkap Bambang.

Bursa Asia Bervariasi saat Investor Tunggu Hasil Negosiasi Dagang AS-Tiongkok

Lantas, ketika dia membandingkan pada tahun sebelumnya yaitu dari 2016 ke 2017, ditemukan pula pertumbuhan impor barang konsumsi minus 15 persen.  

"Nah ini ada apa ini? Dalam setahun itu 2017 ke 2018 impor barang konsumsi yang tadinya negatif mendadak menjadi besar positif dan besar," kata dia.

Keheranan mantan Menteri Keuangan itu pun bertambah ketika ada fakta bahwa pertumbuhan konsumsi dalam negeri melambat sementara impornya naik.  

"Kemungkinan jawabannya adalah pada kehadiran e-commerce. Ada kemungkinan sekarang barang-barang yang diperjualbelikan di e-commerce atau di online, market place itu dibanjiri barang impor," katanya.
 

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS

Neraca Dagang RI Surplus US$4,1 Miliar di Juni 2025, BPS: 62 Bulan Berturut-turut

Surplus tersebut ditopang oleh ekspor Juni 2025 sebesar US$23,44 miliar, dengan impor yang hanya sebesar US$19,33 miliar.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025