Cerita Luhut Genjot TKDN, Minta Menteri Lutfi Lapor Dulu Baru Impor

Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pada Rakernas BPPT 2021
Sumber :
  • vstory

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Indonesia harus menggenjot penggunaan produk yang dominan akan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di masa depan. Sehingga Ri bisa segera terlepas dari ketergantungan impor.

Trump Tetapkan Tarif 50 Persen untuk Impor Tembaga, Berlaku 1 Agustus

Luhut menegaskan, RI memiliki kekayaan alam yang melimpah. Sumber daya itu harus dimaksimalkan dengan mendorong riset sehingga bisa mensubsitusi produk yang selama ini di impor. Baik itu bahan baku maupun produk jadi.

"Apa yang bisa dibikin dalam negeri, ya dibikin dalam negeri. Dan kita sepakat itu," ujar Luhut dalam Rakernas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, dikutip Kamis 11 Maret 2021.

DPR Minta Pemerintah Selamatkan Industri Baja Nasional, Ini Alasannya

Baca juga: Kesaksian Korban Detik-detik Bus Masuk Jurang di Sumedang

Luhut menegaskan, Indonesia punya BPPT yang bisa diandalkan untuk menggenjot riset nasional. Termasuk berkolaborasi dengan produsen dalam negeri sehingga produk impor bisa diproduksi dalam negeri.

Bursa Asia Bervariasi saat Investor Tunggu Hasil Negosiasi Dagang AS-Tiongkok

Lebih lanjut, Luhut pun berpesan untuk seluruh jajaran Pemerintahan untuk berkomitmen menggenjot TKDN ini. Salah satunya ke Kementerian Perdagangan, yang erat kaitannya dengan kegiatan impor.

Bahkan, koordinasi dengan Menteri Perdagangan M Lutfi pun telah dilakukan. Untuk memastikan, impor yang dilakukan yang benar-benar dibutuhkan dan tidak bisa diproduksi dalam negeri.

"Saya bilang ke menteri perdagangan, Fi (M Lutfi), lo jangan mau impor-impor itu. Tanya gue dulu. Apa yang bisa dibuat di sini ya dibikin di sini. Suruh tuh BPPT," tegasnya.

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS

Neraca Dagang RI Surplus US$4,1 Miliar di Juni 2025, BPS: 62 Bulan Berturut-turut

Surplus tersebut ditopang oleh ekspor Juni 2025 sebesar US$23,44 miliar, dengan impor yang hanya sebesar US$19,33 miliar.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2025