OJK Beberkan Kondisi Perbankan Usai BI Rate Dipangkas

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.
Sumber :
  • Dokumentasi OJK.

Jakarta, VIVA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate akan mempengaruhi biaya dana di pasar uang. Sebab, hal itu menjadi salah satu sumber likuiditas bagi perbankan.

OJK Sebut Masyarakat Masih Banyak Tertipu Judol, Situsnya Disamarkan jadi Dongeng Anak

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menuturkan dampak dari pemangkasan suku bunga dalam negeri dan global juga dapat berimplikasi pada suku bunga simpanan atau cost of fund, dan profitabilitas perbankan.

“Penurunan cost of fund pada gilirannya akan mendorong penurunan suku bunga kredit,” kata Dian dalam konferensi pers Selasa, 1 Oktober 2024.

OJK Terima 128.281 Laporan Masyarakat Terkait Penipuan di Sektor Keuangan, Kerugian Korban Capai Rp2,6 Triliun

Ilustrasi Bank Komersial

Photo :
  • blog.otcmarkets.com

Dia menilai, dengan kondisi suku bunga kredit yang rendah, maka akan mendorong pertumbuhan kredit yang meningkat. Sehingga, juga dapat berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja dan pendapatan masyarakat.

Penjelasan OJK soal Kelanjutan Merger Bank MNC dan Nobu

“Serta meningkatkan kemampuan masyarakat atau menurunkan risiko kredit perbankan,” katanya.

Dian melanjutkan, saat ini risiko kredit masih cukup terjaga dan daya tahan bank dalam menyerap risiko kredit tergolong kuat. Hal ini tercermin dari tingkat permodalan bank yang tinggi, didukung juga dengan tingkat profitabilitas baik. Meski, net interest margin (NIM) sedikit menurun.

“Ke depannya, penurunan FFR (Fed Funds Rate) atau suku bunga acuan Amerika Serikat yang lebih tinggi dibandingkan penurunan suku bunga acuan BI rate diharapkan dapat memberikan ruang untuk aliran modal masuk asing atau foreign capital inflow,” imbuhnya.

Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Permudah Pendanaan Bagi Masyarakat Unbaked, Industri Pindar RI Tumbuh Pesat

OJK melaporkan bahwa outstanding pendanaan industri pinjaman daring alias pindar per Februari 2025, mencapai sebesar Rp 80,07 triliun.

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2025