OJK Harap Pertumbuhan Ekonomi Era Prabowo Tinggi karena Bisa Dorong Kredit Perbankan
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar berharap pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari saat ini. Presiden RI terpilih Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh 8 persen
Menurut Mahendra, dengan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi akan mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Dia mengatakan berdasarkan data per September 2024 penyaluran kredit perbankan naik 11,4 persen secara tahuan atau year on year (yoy). Angka itu lebih tinggi dari target tahun ini yang sebesar 9-11 persen yoy.
"Artinya jauh lebih tinggi dari 9 persen di tahun lalu untuk periode yang sama. Jadi, jelas baik pertumbuhan kreditnya baik," kata Mahendra dalam konferensi pers di kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 18 Oktober 2024.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Mahendra menyampaikan, ruang pertumbuhan kredit masih terbuka karena rasio kredit terhadap simpanan atau loan deposit ratio (LDR) tahun ini lebih rendah dari sebelum pandemi.
"Karena yang sekarang masih di kisaran 87 persen, itu berada di bawah dari tingkat LDR sebelum pandemi yang adalah kisarannya 90 persen. Jadi, kami melihatnya dari perspektif itu," ujarnya.
Lebih lanjut, dia juga berharap agar pemerintahan baru bisa mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi. Dengan demikian, nanti bisa mendorong pertumbuhan kredit.
"Berkaitan dengan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi, tentu kami berharap hal itu memang dapat dicapai dengan baik oleh pemerintah baru, yang akan efektif mulai minggu depan," katanya.
Menurut dia, dengan demikian, maka kondisi itu nanti jadi kesempatan bagi peningkatan pertumbuhan kredit lebih tinggi lagi.Â
"Dan, juga tentu bisa menghasilkan multiplier effect yang pada gilirannya menjadi pendorong bagi pertumbuhan kredit di berbagai sektor prioritas. Yang menjadi prioritas dan agenda utama dari pemerintah baru," tuturnya.
Â
Menanti Spin Off BTN Syariah, Pengamat: Bisa Dominasi Perbankan Syariah Nasional
Direktur Center Banking Crisis Deni Daruri mengkhawatirkan kehadiran BUS hasil pernikahan UUS BTN dengan BVISÂ kehilangan momen jika tidak cepat direalisasikan.
