Waspadai Perang Dagang Jilid II ala Trump, Sri Mulyani: Pasti Akan Berdampak Langsung ke Ekonomi

Pidato Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS
Sumber :
  • (AP Photo/Julia Demaree Nikhinson)

Jakarta, VIVAMenteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang mengantisipasi hambatan perdagangan global. Hal ini seiring komitmen Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang bakal mengenakan tarif bea masuk dan pajak yang lebih tinggi bagi sejumlah negara.

Kebijakan tarif yang ditargetkan Trump terhadap negara-negara seperti China, Kanada, dan Meksiko itu, bahkan kerap disebut-sebut sebagai perang dagang jilid II.

Bahkan dalam beberapa pernyataannya usai menang pemilu AS, Trump juga sempat melontarkan ancamannya soal pengenaan tarif 100 persen kepada negara-negara anggota BRICS, seperti misalnya Brasil dan India. Sementara untuk China, Trump pun mengancam akan mengenakan tarif perdagangan hingga 60 persen.

"Jadi dalam instrumen keuangan terutama perdagangan, tarif itu menjadi instrumen proxy dari persaingan dan ketegangan politik maupun keamanan global, dan ini pasti akan berdampak langsung ke ekonomi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Rabu, 11 Desember 2024.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Desember 2024, Rabu, 11 Desember 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Kebijakan Trump itu diyakini Sri Mulyani akan dianggap bullish bagi pasar keuangan. Hal itu diprediksi juga akan memicu kenaikan pasar saham di negeri Paman Sam tersebut.

Di sisi lain, lanjut Menkeu, pasar obligasi diperkirakan juga akan meningkat, seiring utang AS yang terus naik sehingga juga akan membuat yield atau imbal hasil US Treasury melonjak.

"Kita berharap saham naik, yeild turun. Tapi karena defisit fiskal meningkat dan yield US Treasury naik, maka ini akan mempengaruhi keseluruhan dunia," ujarnya.

Tindaklanjuti Putusan MK soal SD-SMP Gratis, Mendikdasmen Segera Bahas Anggaran dengan Menkeu Sri Mulyani

Diketahui, Presiden Terpilih AS, Donald Trump, sebelumnya kerap kali sesumbar akan menjatuhkan tarif baru bagi China, Meksiko, dan Kanada, tepat pada hari pertama masa jabatannya sebagai Presiden AS pada Januari 2025 mendatang.

Langkah ini diambil Pemerintahan Trump, sebagai upaya untuk menindak tegas masalah imigran ilegal dan penyelundupan narkoba ke AS. Trump menegaskan akan meneken perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25 persen, pada semua barang yang berasal dari Meksiko dan Kanada.

Pengadilan Banding Blokir Rencana PHK Massal Trump di Lembaga Federal

Selain itu, tarif tambahan sebesar 10 persen juga akan dikenakan pada China, sampai China bisa memblokir penyelundupan opioid sintetis fentanil dari negara tersebut.

Harvard Menang Lawan Kebijakan Trump soal Mahasiswa Asing
Ilustrasi lonjakan saham emiten produsen baja

Saham Perusahaan Baja di AS Panen Cuan Setelah Trump Naikkan Tarif Impor Jadi 50 Persen

Saham emiten baja yang diperdagangkan di Wall Street melesat pesat setelah Presiden AS Donald Trump menggandakan tarif impor baja ke Uni Eropa menjadi 50 persen.

img_title
VIVA.co.id
3 Juni 2025