BP PHK 7.700 Pekerja dalam Upaya Kurangi Biaya Operasional

Jakarta, VIVA – Raksasa migas BP baru-baru ini mengumumkan langkah besar dalam strategi efisiensinya. Perusahaan ini akan mengurangi 4.700 posisi internal dan memutus kontrak kerja 3.000 karyawan tambahan. Kebijakan ini menjadi bagian dari upaya BP untuk menekan biaya operasional di tengah tantangan industri energi global.

Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh CEO BP, Murray Auchincloss, melalui email kepada seluruh karyawan, seperti dilansir dari Investing. Dalam pesannya, ia mengakui bahwa keputusan ini dapat memicu kekhawatiran, khususnya bagi mereka yang mungkin terdampak. 



SPBU BP-AKR

Photo :

• PT Aneka Petroindo Raya

Auchincloss juga mengingatkan pentingnya menjaga solidaritas di antara rekan kerja, menunjukkan empati, dan tetap mengutamakan keselamatan dalam masa transisi ini.

Hingga saat ini, BP belum merilis informasi lebih lanjut mengenai jadwal pelaksanaan pemutusan hubungan kerja atau rincian spesifik terkait posisi yang akan terdampak. Namun, langkah ini mencerminkan tekad perusahaan untuk menyesuaikan struktur operasionalnya demi menghadapi dinamika pasar energi yang terus berubah.



SPBU BP.

Photo :

• Dokumentasi BP-AKR.

Langkah pemangkasan ini dianggap sebagai respons BP terhadap tekanan biaya yang dihadapi perusahaan energi global. Dengan volatilitas harga minyak dan tantangan peralihan ke energi terbarukan, banyak perusahaan migas besar seperti BP berupaya mengadopsi strategi yang lebih ramping untuk menjaga keberlanjutan bisnis mereka.

Pengurangan jumlah tenaga kerja seperti ini tentu berdampak luas, tidak hanya pada karyawan tetapi juga pada produktivitas dan budaya perusahaan. Meski demikian, langkah ini dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang BP untuk mempertahankan daya saing di pasar energi global.

Para investor juga tengah memantau langkah ini dengan cermat. Apakah kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif pada performa keuangan BP atau justru membawa tantangan baru.

Halaman Selanjutnya

Pengurangan jumlah tenaga kerja seperti ini tentu berdampak luas, tidak hanya pada karyawan tetapi juga pada produktivitas dan budaya perusahaan. Meski demikian, langkah ini dapat menjadi bagian dari strategi jangka panjang BP untuk mempertahankan daya saing di pasar energi global.