PHK Tembus 42.385 Orang Per Juni 2025, Menaker: Paling Banyak di Jateng
- ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira
Jakarta, VIVA – Kementerian Ketenagakerjaan melaporkan jumlah angka korban pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 42.385 orang pekerja per Juni 2025, naik 32,19 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 32.064 orang pekerja.
Informasi dokumen Tenaga Kerja Ter-PHK dari Satudata Kemnaker mencatat, sampai Juni 2025, PHK paling banyak terjadi di wilayah Jawa Tengah dengan total 10.995 orang pegawai, disusul Jawa Barat sebanyak 9.494 orang pegawai, dan Banten 4.267 orang pegawai.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli mengatakan, kondisi ini disebabkan oleh berbagai macam hal, yang bisa datang dari aspek internal maupun eksternal bisnis itu sendiri.
"PHK itu sendiri penyebabnya macam-macam. Ada PHK karena industri atau pasarnya lagi turun, ada industri yang berubah model bisnisnya, ada yang isunya terkait dengan internal, hubungan industrial, dan seterusnya," kata Yassierli, dikutip Rabu, 23 Juli 2025.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli Raker dengan Komisi IX DPR
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Dia mengaku saat ini pihaknya juga sudah mulai membuat laporan secara lebih detil ke level data per provinsi, hingga sektor industri terdampak PHK itu sendiri.
Senada, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan Kemnaker, Anwar Sanusi mengatakan, secara akumulasi data PHK di tahun ini lebih besar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
Buruh Pabrik Nangis Histeris usai di-PHK
- YouTube @tvOne
Meskipun secara bulanan, jumlah PHK tercatat mulai turun. Pada bulan Juni 2025, PHK tercatat mencapai 1.609 pekerja, turun dibandingkan bulan Mei 2025 yang mencapai 4.702 pekerja.
"Kalau dari sisi jumlah lebih besar dibanding dengan tahun lalu. Karena memang tahun ini ada momentum di sekitar bulan Januari, itu kan ada PHK yang sangat besar jumlahnya dalam satu perusahaan (Sritex), itu besar sekali. Sehingga akhirnya menambah jumlah dari yang ter-PHK tersebut," ujarnya.