Suram! Raksasa Teknologi PHK Massal di 2025, Ribuan Karyawan Kehilangan Pekerjaan
- vstory
Jakarta, VIVA – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi terus berlanjut hingga Februari 2025. Beberapa perusahaan besar seperti Meta, HP, dan Salesforce menjadi pemimpin dalam tren pemangkasan karyawan ini.
Lonjakan PHK yang terjadi bulan lalu bahkan disebut sebagai salah satu yang terburuk dalam enam bulan terakhir bagi para profesional di industri teknologi.
Menurut data dari Layoffs(dot)fyi, sebanyak 46 perusahaan melakukan PHK terhadap 15.994 karyawan sepanjang Februari 2025. Angka ini meningkat drastis dibandingkan 5.641 karyawan dari 25 perusahaan yang terkena PHK pada Januari.
Artinya, jumlah karyawan yang terdampak melonjak hingga 184 persen dalam satu bulan. Awal Februari saja, Meta dilaporkan memangkas sekitar 3.600 karyawan atau sekitar 5 persen dari total tenaga kerja mereka.
PHK ini disebut sebagai bagian dari kebijakan 'pemangkasan berbasis performa' yang mulai diterapkan pada 10 Februari. CEO Meta, Mark Zuckerberg, sebelumnya telah memperingatkan bahwa perusahaan akan lebih ketat dalam mengevaluasi kinerja karyawan.
“Kami biasanya memberi waktu satu tahun bagi karyawan yang kinerjanya kurang memuaskan untuk berbenah," ujar Zuckerberg dalam memo internalnya. "Namun, kali ini kami akan melakukan pemangkasan berbasis performa yang lebih luas," katanya, seperti dikutip dari The Indian Express, Senin, 3 Maret 2025.
Kepala Eksekutif Meta Mark Zuckerberg.
- Deadline
Selain Meta, pada 27 Februari, raksasa teknologi HP mengumumkan akan memangkas hingga 2.000 karyawan sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan. Saat ini, HP memiliki sekitar 58.000 karyawan di 59 negara, dan langkah ini diharapkan dapat menghemat hingga USD300 juta atau sekitar Rp4,9 triliun pada akhir Oktober 2025.
PHK ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi "Future Now", yang diperkenalkan pada November 2022. Sebelumnya, HP menargetkan akan memangkas 7.000 karyawan, namun dengan putaran PHK terbaru, total pemangkasan naik menjadi 9.000 karyawan.
Meskipun HP mencatat keuntungan yang lebih baik di kuartal pertama 2025, namun langkah ini diambil karena peningkatan permintaan untuk PC berbasis AI.
Tak hanya Meta dan HP, beberapa perusahaan teknologi lainnya juga melakukan PHK dalam skala besar. Salesforce memangkas lebih dari 1.000 karyawan pada 4 Februari sebagai bagian dari restrukturisasi untuk fokus pada pengembangan teknologi AI mereka, terutama untuk platform Agentforce.
Di sisi lain, Workday mengumumkan PHK terhadap 1.750 karyawan, sekitar 8,5 persen dari total tenaga kerja mereka. Langkah ini diambil untuk mengalokasikan lebih banyak investasi ke bidang AI, ekspansi global, dan efisiensi kantor.
Lalu, Autodesk juga mengurangi 9 persen tenaga kerjanya, atau sekitar 1.350 karyawan, untuk memperkuat fokus pada sektor bisnis inti seperti kecerdasan buatan. Ada beberapa faktor utama yang mendorong gelombang PHK di industri teknologi, seperti ketidakpastian ekonomi yang masih berlanjut, didorong oleh suku bunga tinggi dan tekanan inflasi, yang membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi keuangan.
Kemudian, overhiring selama pandemi, di mana banyak perusahaan merekrut lebih banyak karyawan dari yang dibutuhkan, dan kini mereka harus memangkas jumlah tenaga kerja. Otomatisasi dan adopsi AI, juga menjadi faktor karena membuat beberapa pekerjaan menjadi usang, terutama di sektor layanan pelanggan, pemasaran, dan sumber daya manusia.
Selain itu, mergers dan akuisisi, yang menyebabkan adanya tumpang tindih dalam struktur organisasi, memaksa perusahaan untuk merampingkan operasional. Terakhir, yaitu kepercayaan investor yang menurun, akibat proyeksi pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi, sehingga perusahaan berusaha menjaga profitabilitas dengan mengurangi beban tenaga kerja.