Bansos PKH Rp1,29 Triliun Cair, Apakah Anda Termasuk Penerima?

Ilustrasi uang/rupiah
Sumber :
  • Pixabay/IqbalStock

Jakarta, VIVA – Kabar baik bagi masyarakat penerima bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH). Pemerintah melalui Kementerian Sosial RI (Kemensos) telah mencairkan dana bansos PKH tahap pertama tahun 2025 sebesar Rp1,29 triliun. Dana ini disalurkan kepada hampir 1,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.

Fraksi PDIP DPR Harap Pemerintah Perkuat Sinergi Bansos dengan Program Pemberdayaan

Proses penyaluran bansos ini dipercayakan kepada PT Pos Indonesia (PosIND). Dalam waktu 10 hari, distribusi bansos PKH sudah mencapai 90 persen, sementara Program Sembako yang juga disalurkan PosIND telah terealisasi 80,89 persen.

Berdasarkan data dari dashboard Pos Giro Cash (PGC), penyaluran bansos PKH dilakukan di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 6.877 kecamatan, dan 57.435 desa. Sejumlah daerah bahkan melaporkan pencapaian penyaluran yang hampir menyentuh 100 persen. 

Realisasi Bansos Turun 21,44 Persen Jadi Rp 43,6 Triliun pada April 2025

Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia, Haris, mengungkapkan, PosIND mendapat alokasi dana bansos PKH sebesar Rp1.294.621.225.000 untuk disalurkan kepada 1.792.933 KPM. Berdasarkan data kinerja per 2 Maret 2025, realisasi penyaluran nasional sudah mencapai 90 persen.

Pos Indonesia salurkan Bansos Sembako dan PKH di Bali

Photo :
  • Pos Indonesia
Ketahuan Jual 4 Ton Beras Bansos, Rumah Lurah di Lampung Dibakar Warga hingga Ludes

Untuk Program Sembako, alokasi dana yang disalurkan PosIND mencapai Rp1,8 triliun untuk 3 juta KPM. Hingga awal Maret, realisasi penyaluran sudah menembus 80,89 persen. Kecepatan dan ketepatan penyaluran bansos tak lepas dari inovasi teknologi yang diterapkan PosIND, yakni dashboard PGC yang dapat dipantau secara real-time, sehingga distribusi bantuan bisa diawasi dengan transparan. 

“Dengan adanya dashboard ini, kami dapat memantau proses penyaluran secara real-time, mulai dari distribusi logistik hingga konfirmasi penerimaan oleh masyarakat,” kata Haris, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 6 Maret 2025.

Fitur geotagging dan face recognition juga membantu dalam memastikan bansos diterima oleh penerima manfaat yang sah. Data ini nantinya dapat digunakan untuk validasi oleh Kemensos guna memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan.

Selain teknologi, PosIND juga menerapkan tiga metode penyaluran: melalui Kantor Pos, komunitas, dan pengantaran langsung ke rumah bagi lansia, disabilitas, atau penerima manfaat yang sakit. “Kami ingin memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan,” kata dia.

Di lapangan, para petugas PosIND bekerja keras untuk memastikan bansos tersalurkan dengan baik. Di Kota Surabaya, misalnya, ribuan penerima manfaat menerima bantuan dalam waktu kurang dari seminggu. 

“Kami sering harus masuk ke gang sempit, bahkan ada rumah yang tidak memiliki nomor. Tapi semua itu terbayar ketika melihat senyum bahagia penerima manfaat,” ujar Rina, petugas PosIND di Surabaya.

Di Makassar, petugas bahkan harus menggunakan sepeda motor dengan ban khusus untuk menembus daerah terpencil. “Kadang kami harus berjalan kaki ketika akses jalan terlalu sulit bagi kendaraan,” kata Ahmad.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, PosIND optimistis dapat menyalurkan seluruh bansos sesuai target. “Kami memahami betapa pentingnya bansos bagi masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, kami akan selalu berupaya memberikan yang terbaik,” tutup Haris.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya