Marak PHK Bikin Daya Beli Masyarakat Makin Lesu, BI Ungkap Kondisi Ekonomi RI

Aktivitas pedagang dan konsumen di pasar tradisional sayur dan rempah-rempah. (foto ilustrasi konsumsi masyarakat)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Jakarta, VIVA – Maraknya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dipastikan bakal mempengaruhi daya beli masyarakat, yang selama ini kerap menjadi kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia (BI), Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, hal itu dipastikan juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional, yang pada kuartal I-2025 hanya mampu tumbuh sebesar 4,87 persen.

"Pasti impact-nya (dari penurunan daya beli) ya akan ke pertumbuhan ekonomi ya. Karena PHK itu di satu sisi akan mempengaruhi daya beli, yang ujungnya kan konsumsi," kata Erwin di acara Taklimat Media BI, 'Asesmen Perekonomian Terkini dan Efektivitas Kebijakan Moneter Pro-market untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah', yang digelar di kantor BI, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025.

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia

Photo :
  • VIVAnews/Fernando Randy

Terlebih dalam situasi global seperti saat ini, banyak pihak yang sama-sama sepakat bahwa aspek perdagangan dunia juga akan terpengaruh. "Sehingga otomatis ekspor juga pasti tidak mudah," ujarnya.

Erwin mencontohkan, pengenaan tarif impor bagi Indonesia sebesar 32 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah menekan kinerja perusahaan-perusahaan Indonesia yang berorientasi ekspor akibat terkoreksinya harga-harga.

Seiring upaya pemerintah Indonesia yang saat ini tengah melakukan negosiasi tarif perdagangan dengan pemerintah AS, upaya lain yang juga ditempuh pemerintah Indonesia misalnya seperti melakukan diverifikasi pasar ke negara-negara potensial untuk tujuan ekspor baru.

"Pertanyaannya, ekonominya dan korporasinya masih mampu enggak dengan penjualan yang mulai terpengaruh misalnya, atau masih mampu enggak menahan beban yang ada, yang kalau ternyata enggak mampu maka akan terjadi layoff," kata Erwin.

Waspada Narasi Hoaks, Masyarakat Diminta Tak Terpengaruh Ajakan Demo Susulan

Gedung Bank Indonesia.

Photo :
  • Dok. VIVA.co.id

Situasi itu diakui Erwin tidak hanya akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, namun juga terhadap nilai tukar rupiah meskipun tidak secara langsung. Imbasnya, dikhawatirkan keyakinan para pelaku pasar juga akan menurun terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

BIN Buka-bukaan soal Situasi Terkini Pasca Demo Anarkis

"Dan itu akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar (Rupiah), walaupun mungkin tidak secara langsung. Tapi mungkin juga dari bagaimana kemudian orang (investor) akan melihat pertumbuhan ekonomi kita secara nasional," ujarnya.

BI Beberkan Burden Sharing dengan Pemerintah untuk Genjot Program Perumahan hingga Kopdes Merah Putih
QRIS.

BI Uji Coba QRIS dengan China

Nilai transaksi LCT Indonesia dan China mencapai US$6,23 miliar. BI dorong uji coba QRIS dorong ekosistem keuangan digital yang inklusif dan kompetitif.

img_title
VIVA.co.id
12 September 2025