BI Yakin The Fed Bakal Tahan Suku Bunga: Mereka Lebih Concern Urus Inflasi AS
- Twitter.com/@federalreserve
Jakarta, VIVA - Bank Indonesia (BI) melalui Kepala Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA), Erwin Gunawan Hutapea memprediksi Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) bakal menahan suku bunga acuan dalam pengumumannya di Federal Open Market Committee (FOMC).
Erwin mengatakan Ketua The Fed Jerome Powell, bakal tetap menahan Fed Rate demi fokus terhadap penurunan inflasi yang turun lebih lambat dari yang diperkirakan. Hal itu tanpa menghiraukan desakan Presiden AS Donald Trump yang ingin The Fed menurunkan suku bunga.
"Mereka (FOMC) lebih concern ke inflasi, yang turun lebih lambat dari perkiraan mereka," kata Erwin di acara Taklimat Media BI, 'Asesmen Perekonomian Terkini dan Efektivitas Kebijakan Moneter Pro-market untuk Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah', di kantor BI, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025.
Erwin menyebut The Fed tidak gusar dengan pertumbuhan ekonomi AS. Namun, ada kekhawatiran The Fed yang tertuju pada risiko inflasi yang diprediksi bisa kembali melonjak.
Lebih lanjut, faktor dan pengalaman di masa pandemi COVID-19 dengan terjadi keterlambatan dalam penyesuaian suku bunga. Hal itu ditambah dengan langkah pelonggaran yang terlalu cepat.
Kondisi itu sempat memicu lonjakan inflasi yang diperparah ketidakstabilan global imbas perang Rusia-Ukraina.
"Lalu ditambah kondisi perang Rusia-Ukraina yang impact-nya pada supply chain telah mengganggu di luar ekspektasi, sehingga inflasi sempat melompat di luar dugaan," ujar Erwin.
Meski demikian, Erwin belum mau menjelaskan arah kebijakan BI terhadap suku bunga acuan. Menurutnya, suku bunga merupakan salah satu instrumen kebijakan yang dipertimbangkan oleh BI, untuk membuka ruang bagi pertumbuhan ekonomi.
"Keputusan itu akan diambil dalam meningkatkan pertumbuhan. Pada akhirnya, stabilitas dan pertumbuhan ekonomi itu kan tujuannya untuk kemaslahatan orang banyak. Maka pastinya hal itu juga akan menjadi fokus," tutur Erwin.