Perpanjangan Runway Bandara Siboru Bisa Dongkrak Ekonomi Papua Barat, Begini Penjelasannya
- Istimewa.
Jakarta, VIVA – Anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda perlunya perpanjangan landasan pacu (runway) bandara dari 1.600 meter menjadi 2.100 meter di Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Hal tersebut sebagai bagian dari strategi percepatan pembangunan ekonomi kawasan timur Indonesia.
Zigo mengatakan itu menindaklanjuti hasil rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR RI bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan. Menurut politisi Partai Golkar ini, peningkatan kapasitas Bandara Siboru bukan hanya soal teknis penerbangan, tetapi juga akan berdampak langsung pada perputaran ekonomi daerah.
“Dengan panjang saat ini, pesawat belum bisa lepas landas dan mendarat dari dua arah, yang sangat dibutuhkan untuk menyesuaikan arah angin dan menjamin keselamatan penerbangan,” kata Zigo dalam keterangan tertulisnya, Senin, 26 Mei 2025.
Fakfak memiliki kekayaan hasil alam seperti pala dan hasil laut, yang potensial untuk diekspor ke pasar internasional, termasuk Jepang. Keberadaan bandara yang memadai akan mempersingkat waktu pengiriman dan meningkatkan nilai tambah komoditas lokal melalui jalur udara.
Anggota Komisi V DPR RI Zigo Rolanda.
- Istimewa.
“Transportasi udara adalah urat nadi konektivitas Papua. Jika runway diperpanjang, maka penerbangan kargo bisa lebih intensif, rute penerbangan permanen dapat dibuka, dan lapangan kerja juga bertambah,” tambahnya.
Zigo juga mengapresiasi pembangunan jalan baru penghubung dari Ibu Kota Fakfak menuju Bandara Siboru yang kini sudah rampung. Jalan dengan lebar tiga meter tersebut berhasil mempersingkat jarak tempuh dari 30 km menjadi 20 km, serta memangkas waktu perjalanan dari 1,5 jam menjadi lebih efisien.
“Pembangunan ini adalah bagian integral dari Proyek Strategis Nasional (PSN) di Fakfak, termasuk pembangunan pabrik pupuk dan penguatan konektivitas logistik hasil laut,” ungkapnya.
Namun, Zigo menggarisbawahi masih adanya kendala dalam pembebasan lahan yang menyebabkan keterlambatan proyek. Ia menyebut, anggaran pembangunan jalan telah diusulkan sejak 2023 namun terhambat oleh proses non-teknis. Adapun kebutuhan anggaran untuk pembangunan jalan ini diperkirakan mencapai Rp360 miliar, sementara perpanjangan runway membutuhkan sekitar Rp500 miliar.
Presiden Jokowi menekan tombol sirine tanda diresmikannya operasional Bandara Siboru Fakfak, Papua Barat dan Bandara Douw Aturure Nabire, Papua Tengah, bertempat di Bandara Siboru Fakfak.
- Antara
Selain runway dan jalan akses, Bandara Siboru juga menghadapi tantangan lain seperti ketersediaan air bersih, pasokan listrik, dan cuaca ekstrem yang kerap menghambat operasional. Oleh karena itu, Zigo mendesak pemerintah pusat agar memberikan perhatian lebih untuk menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut.
“Bandara Siboru harus menjadi lebih dari sekadar penghubung wilayah. Ia harus menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi, menarik investasi swasta, dan membuka peluang kesejahteraan bagi masyarakat Papua Barat,” tegas Zigo.