Hubungan AS-Tiongkok Memanas Lagi, Trump dan Xi Jinping Perlu Turun Tangan Imbas Negosiasi Dagang Buntu
- AP
Beijing, VIVA – Negosiasi perdagangan dua negara ekonomi kuat global, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, dikabarkan mengalami kendala. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyampaikan, kondisi tersebut mengharuskan kedua pemimpin harus turun tangan untuk berbicara empat mata.Â
Bessent percaya diri akan ada pertemuan lanjutan dengan pihak pemerinta Beijing dalam beberapa pekan ke depan. Ia juga membocorkan kemungkinan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akan melakukan komunikasi langsung melalui panggilan telepon.Â
Sebelumnya, AS dan Tiongkok sepakat untuk menurunkan tarif impor pada pertemuan di Swiss pada 12 Mei 2025. Baru-baru ini, kedua negara juga telah menyetujui untuk memangkas tarif lebih dari 100 persen selama 90 hari setelah pejabat diplomatik dari kedua belah pihak melakukan panggilan telepon akhir minggu lalu.
Namun, AS secara tidak terduga melakukan pembatasan terhadap impor produk teknologi asal China. Sontak memicu kemarahan pemerintah Beijing saat Tiongkok justru melonggarkan pembatasan ekspor tanah secara signifikan.
Ilustrasi perang dagang AS-China.
- UK Investor Magazine
"Saya pikir mengingat besarnya pembicaraan dan kompleksitasnya maka mengharuskan kedua pemimpin untuk saling mempertimbangkan," ujar Bessent dikutip dari CNBC Internasional pada Jumat, 30 Mei 2025.Â
Trump dan Xi Jinping terakhir kali berbicara pada bulan Januari 2025, tepat sebelum presiden AS tersebut dilantik untuk masa jabatan keduanya. Sementara Trump dalam beberapa minggu terakhir mengatakan bahwa ingin berbicara dengan Xi.
Tiongkok telah menjalin komunikasi dengan AS sejak perjanjian di Swiss. Namun, Juru Bicara Kementerian Perdagangan Tiongkok He Yongqian mendesak AS untuk memperbaiki implementasi praktik yang salah terkait ekspor chip.
"Bersama-sama menjaga konsensus yang dicapai pada pembicaraan tingkat tinggi di Jenewa," ujarnya.Â
Pemerintah Tiongkok semakin kecewa lantaran pemerintahan Trump akan mencabut visa bagi pelajar Tiongkok mulai pekan ini. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menyampaikan, keputusan AS mencabut visa pelajar Tiongkok sama sekali tidak dapat dibenarkanÂ
Â
"Mereka (AS) menggunakan ideologi dan keamanan nasional sebagai dalih," ungkapnya.Â
Para analis memperkirakan Tiongkok akan menyetujui kesepakatan negosiasi. Dengan catatan, ada komitmen dan tidak akan ada 'kejutan' dari AS selama panggilan telepon tersebut.