Pendekatan Politik Luar Negeri Prabowo Dipuji, Mencari Jalur Baru Keluar dari Dominasi Geopolitik Lama
- Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden
Jakarta, VIVA — Keberhasilan Presiden RI Prabowo Subianto merampungkan negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa dinilai sebagai langkah strategis. Cara pendekatan politik luar negeri yang dilakukan Prabowo diapresiasi.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rifan menganalisa Langkah Prabowo itu memperluas ruang gerak ekonomi RI di tengah situasi global yang semakin tidak menentu dan tekanan dari Amerika Serikat (AS).
Bagi dia, keberhasilan Prabowo itu jadi momentum penting bagi RI untuk mendiversifikasi mitra dagangnya dan keluar dari ketergantungan historis pada satu kutub kekuatan ekonomi dunia.
Apalagi, menurut dia, Prabowo mampu menembus kebuntuan negosiasi CEPA yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun.
"Ini bukan sekadar pencapaian diplomasi, tetapi juga sinyal bahwa Indonesia sedang membangun arsitektur ekonomi luar negerinya secara lebih aktif dan berani,” kata Ali dalam keterangannya, Senin, 14 Juli 2025.
Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen
- Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Dia mengutip pernyataan Prabowo di Brussels yang menyebut bahwa hampir seluruh tarif antara RI dan Uni Eropa kini disepakati menjadi 0 persen.
Ali menuturkan, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan dari AS, cara Prabowo membuka pasar ke Eropa adalah bentuk strategi yang matang. Ia bilang demikian karena Uni Eropa dengan 460 juta penduduk dan GDP yang besar, jadi poros baru yang bisa dimanfaatkan RI secara maksimal.
“Dengan CEPA, Indonesia tidak lagi hanya bergantung pada satu kekuatan besar seperti AS. Ini penting untuk kemandirian ekonomi kita di tengah gejolak geopolitik,” jelas Ali.
Lebih lanjut, Ali Rifan mengatakan langkah Prabowo harus diikuti dengan kesiapan sektor industri dan pelaku UMKM nasional untuk merespons peluang ekspor baru ke pasar Eropa yang lebih terbuka. Namun, juga menuntut kualitas dan standar tinggi.
“Pintu sudah dibuka oleh Presiden. Sekarang tantangannya ada di dalam negeri: bagaimana pemerintah dan sektor swasta bisa memastikan produk Indonesia bisa masuk, bersaing, dan bertahan di pasar Eropa,” ujarnya.
Pun, Ali juga mengapresiasi pendekatan politik luar negeri Prabowo karena mengombinasikan kedaulatan ekonomi dengan perluasan mitra strategis. Cara Prabowo itu terutama dalam konteks ekonomi yang sedang mencari jalur-jalur baru keluar dari dominasi geopolitik lama.
“CEPA ini bukan hanya soal tarif, tapi soal arah baru Indonesia dalam membangun posisi ekonomi yang lebih seimbang dan berdaulat,” tuturnya.