Naik 73,45%, Ekspor Air dan Minuman Tanpa Alkohol RI Capai US$77,47 Juta hingga April 2025

Ilustrasi Ekspor-Impor
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Ekspor air dan minuman tanpa alkohol (HS 2201-2202) Indonesia naik mencapai US$77,47 juta, dengan volume 143,26 ribu ton pada periode Januari-April 2025. Hal ini didorong oleh kenaikan ekspor ke sejumlah negara mitra utama Indonesia.

Ekspor Batu Bara RI Anjlok 19,10 Persen di Januari-Mei 2025

Senior Economist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Donda Sarah mengatakan nilai ekspor Indonesia tercatat mengalami kenaikan 73,45 persen secara year on year (yoy), dan volume naik 71,16 persen yoy.

"Kami optimis tren pertumbuhan positif ini masih akan berlanjut pada beberapa tahun mendatang, didorong oleh permintaan yang masih kuat dari negara-negara mitra dagang," ujar Donda dalam keterangannya, Senin, 16 Juni 2025.

Indonesia Paling Banyak Impor Barang dari 3 Negara Ini di Periode Januari-Mei 2025

Ekspor-Impor.

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Donda menjelaskan, ekspor kumulatif Januari-April 2025 ini utamanya didorong oleh peningkatan ekspor ke sejumlah negara mitra utama, seperti Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Timor Leste.

Neraca Perdagangan RI Surplus 61 Bulan Berturut-turut, Capai US$4,3 Miliar pada Mei 2025

Sedangkan pada tahun 2024, kinerja ekspor air dan minuman tanpa alkohol melonjak di angka US$164,21 juta. Nilai itu tumbuh 34,36 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang sebesar US$122,21 juta. 

Donda menuturkan, volume ekspor juga menunjukkan penguatan yang solid. Pada tahun 2024 lalu, volume ekspor mencapai 323,55 ribu ton, meningkat 27,95 persen secara year on year (yoy).

Adapun Filipina menjadi pasar terbesar dengan kontribusi 23,61 persen terhadap total ekspor tahun 2024, atau setara US$38,77 juta. Lalu diikuti oleh Vietnam 12,76 persen setara dengan US$20,96 juta, Singapura 9,96 persen setara US$16,35 juta, Malaysia 8,57 persen atau US$14,08 juta, dan Timor Leste 7,23 persen setara US$11,87 juta.

Menurutnya, secara global Indonesia masih berada di peringkat ke-31 dunia sebagai eksportir produk air mineral (HS 2201) dan peringkat ke-45 untuk air mineral berperisa (HS  2202). 

Donda mengungkapkan, keterbatasan penguasaan teknologi dan inovasi yang dihadapi menjadi tantangan yang perlu diatasi agar produk Indonesia mampu menembus pasar negara besar seperti Tiongkok dan Jepang yang memiliki potensi pasar yang cukup besar namun belum tergarap.

"Di tengah sejumlah tantangan berupa persaingan dengan negara eksportir lain, perubahan cepat preferensi konsumen, serta kondisi makroekonomi global yang penuh ketidakpastian, peluang untuk berinovasi dan memperluas pasar ekspor air dan minuman tanpa alkohol tetap terbuka lebar,” jelasnya.

Sebagai lembaga keuangan khusus yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekspor nasional, Indonesia Eximbank menyatakan kesiapan untuk mendukung para eksportir di industri air dan minuman tanpa alkohol dalam mengembangkan kapasitas usahanya ke pasar internasional. Hingga kini, lembaga tersebut telah memberikan pembiayaan dan pendampingan kepada berbagai perusahaan di sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan industri makanan, baik untuk mendorong ekspor produk maupun ekspansi pabrik ke luar negeri.

“Momentum ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk menjadikan produk Indonesia baik dari sektor air, minuman tanpa alkohol, FMCG, maupun makanan sebagai ikon ekspor berkelas dunia,” kata Donda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya