MPMX Catat Laba Bersih Rp249 Miliar di Paruh Pertama 2025
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), perusahaan konsumer otomotif dan transportasi di Indonesia, tetap mencetak laba meskipun menghadapi tekanan ekonomi sepanjang enam bulan pertama 2025. Dalam laporan keuangan tidak diaudit untuk Semester I-2025, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp249 miliar, meskipun mengalami penurunan 24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan konsolidasi MPMX tercatat sebesar Rp7.436 miliar, turun 3% secara tahunan (YoY), sementara laba kotor juga menyusut 7 persen YoY menjadi Rp642 miliar. Penurunan kinerja ini turut dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing, yang menyebabkan laba operasional turun 25 persen YoY menjadi Rp270 miliar.
“Terlepas dari tekanan pada kinerja keuangan di Semester I, MPMX berkomitmen memperkuat portofolio usaha, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan strategi investasi," kata Beatrice Kartika, Chief Finance Officer MPMX Group, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis, 31 Juli 2025.
"Kami juga akan fokus pada strategi perbaikan kualitas aset, inovasi produk dan layanan, penguatan tata kelola, serta peningkatan nilai tambah bagi konsumen,” ujarnya.
Kinerja per Segmen Bisnis
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
- Istimewa
Pada segmen distribusi dan ritel kendaraan roda dua, pendapatan turun 3 persen YoY menjadi Rp7.317 miliar, dipicu melemahnya penjualan sepeda motor. Distribusi sepeda motor turun 6 persen, dan ritel turun 2 persen, selaras dengan tren nasional yang mengalami penurunan 2 persen.
Meskipun demikian, segmen purnajual justru tumbuh, dengan pendapatan distribusi naik 3 persen dan ritel naik signifikan sebesar 28 persen, ditopang oleh peningkatan penjualan suku cadang dan layanan servis. Laba kotor segmen ini tercatat turun 3 persen YoY menjadi Rp580 miliar.
Di lini asuransi, anak usaha MPMInsurance mencatat penurunan pendapatan premi bersih sebesar 21 persen YoY menjadi Rp125 miliar, akibat melemahnya performa asuransi kendaraan bermotor dan properti.
Pendapatan underwriting bersih juga menurun 32 persen YoY, meski beban klaim bersih menurun 4 persen untuk produk properti. Namun, strategi investasi yang lebih baik berhasil menaikkan pendapatan investasi 24 persen YoY menjadi Rp20 miliar.
Segmen penyewaan kendaraan MPMRent turut mengalami tekanan. Jumlah armada sewa turun 3 persen dan jumlah pengemudi turun 5 persen YoY, dipengaruhi oleh efisiensi biaya dan berakhirnya beberapa proyek.
Penjualan mobil bekas melalui AUKSI mencatat kenaikan pendapatan bersih 5 persen YoY, namun margin tertekan akibat perubahan komposisi produk, sehingga laba kotor turun 19 persen YoY.
Untuk jasa keuangan, Jaccs MPM Finance Indonesia juga terdampak. Pendapatan bersih turun 24 persen YoY akibat keputusan strategis menghentikan produk dengan rasio kredit bermasalah (NPL) tinggi. Meski demikian, sejumlah inisiatif efisiensi dan perbaikan aset berhasil menekan rugi bersih sebesar 12 persen YoY.
MPMX, yang didirikan oleh William Soeryadjaya dan dimiliki mayoritas oleh Saratoga Group, terus memfokuskan diri pada solusi mobilitas pintar dan layanan bernilai tambah. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ini menargetkan penguatan jangka panjang melalui inovasi dan tata kelola yang berkelanjutan.
