Mendag Targetkan Negosiasi Tarif dengan AS Rampung Sebelum September 2025

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Menteri Perdagangan, Budi Santoso alias Busan mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia masih berupaya menegosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat (AS).

Dimana, salah satunya adalah upaya negosiasi untuk menurunkan tarif bagi komoditas-komoditas asal Indonesia yang tidak diproduksi di AS. Karenanya, Mendag berharap upaya negosiasi hingga rincian detil terkait kebijakan impor oleh AS itu, sudah bisa rampung sebelum bulan September 2025.

"Sekarang proses negosiasi masih berjalan. Jadi mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai," kata Busan dalam konferensi pers 'Kinerja Perdagangan Indonesia Semester I-2025' di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Senin, 4 Agustus 2025.

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Meski demikian, Busan belum bisa membocorkan jenis komoditas apa saja yang tidak diproduksi di Negeri Paman Sam tersebut, yang potensi penurunan tarifnya masih bisa didapatkan oleh Indonesia. "Jadi untuk komoditasnya belum bisa saya sampaikan," ujar Busan.

Di sisi lain, Busan meyakini bahwa tarif impor 19 persen bagi produk-produk Indonesia yang tidak diproduksi di AS itu, masih mungkin untuk diturunkan lagi.

Karena pemberlakuan tarif resiprokal oleh AS yang dijadwalkan berlaku efektif mulai 1 Agustus 2025, ternyata dalam penerapannya baru akan berlaku 7 hari setelah tanggal 31 Juli 2025.

Hal itu dilakukan pemerintah AS untuk mempersiapkan segala hal yang harus disesuaikan dalam penerapannya, terutama oleh pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan wilayah di AS.

Dibuka Menghijau, IHSG Cenderung Datar Menanti Negosiasi Dagang China-AS

Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

"Memang yang (tarif) resiprokal 19 persen itu berlaku 7 hari setelah 31 Juli 2025. Sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya, jadi mudah-mudahan sebelum 1 September (2025) sudah selesai," ujarnya.

Sri Mulyani Sebut Kesepakatan Tarif Dagang RI-AS Dongkrak Kinerja Sektoral di Tanah Air

Diketahui, sebelumnya pada Kamis malam, 31 Juli 2025, Presiden AS, Donald Trump, telah meneken sebuah dekrit yang resmi mengenakan tarif mulai dari 15-41 persen untuk produk-produk yang dipasok ke AS yang berasal dari 60 lebih negara.

Meskipun tarif baru tersebut awalnya diperkirakan bakal mulai berlaku efektif pada Jumat, 1 Agustus, namun laporan terkini menyebut bahwa tarif itu baru akan efektif pada 7 Agustus 2025. Hal itu bertujuan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pihak Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS, untuk mengubah sistem yang diperlukan dalam proses penerapannya.

Pertamina Mulai Jajaki Impor BBM dari AS, Manajemen Buka Suara
Ilustrasi IHSG.

Dibuka Menghijau, IHSG Bakal Rebound Cermati Dampak Tarif Trump dan Data Pekerja AS

Pasar Asia-Pasifik bervariasi, mayoritas naik pada perdagangan Senin kemarin seiring investor mencermati dampak Tarif Trump baru dan laporan ketenagakerjaan AS.

img_title
VIVA.co.id
5 Agustus 2025