Rupiah Menguat Menanti Sinergi Pemerintah-Swasta Dongkrak Ekonomi RI
- pixabay.com/WonderfulBali
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.299 per Jumat, 8 Agustus 2025. Posisi rupiah itu tercatat menguat 13 poin dari kurs sebelumnya di level Rp 16.312 pada perdagangan Kamis, 7 Agustus 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Senin, 11 Agustus 2025 hingga pukul 09.25 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.248 per dolar AS, menguat 44 poin atau 0,27 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.292 per dollar AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
- VIVA/M Ali Wafa
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, target pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di atas 5-6 persen memerlukan strategi tepat agar dua mesin utama penggerak ekonomi, yakni sektor pemerintah dan swasta, bisa berjalan seimbang.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
"Kekuatan ekonomi Indonesia masih bertumpu pada permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi (PMTB), yang pada Juni 2025 menyumbang 90 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Ibrahim.
Dua mesin penggerak ekonomi yakni pemerintah dan swasta, harus berfungsi bersama. Selama ini keduanya selalu timpang, dimana yang satu mati dan yang satu jalan sementara hal itu tidak cukup.
Sebagai contoh, di era Presiden SBY saat harga komoditas tinggi, ekonomi didorong sektor swasta dan utang pemerintah menurun. Sebaliknya, di era Presiden Jokowi, peran pemerintah dominan, terutama saat pandemi.
Meski tantangan global seperti geopolitik dan ketidakpastian ekonomi terus membayangi, namun pentingnya menjaga momentum domestik apalagi kontribusinya terhadap ekonomi mencapai 80 persen. Program seperti Makan Bergizi Gratis dan Koperasi Merah Putih sangat baik untuk menjaga stabilitas, tapi jangan abaikan sektor swasta.
Ilustrasi kekayaan dalam bentuk kepemilikan uang dolar
- vstory
Selain itu, pemerintah juga harus mendorong perbankan lebih agresif menyalurkan pembiayaan ke dunia usaha, untuk menghidupkan sisi konsumsi dan investasi.
Apalagi Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga acuan, sehingga para kreditur (pengusaha) semestinya kembali ramai mendapatkan pinjaman dari debitor (perbankan).
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.280 - Rp 16.330," ujarnya.