Kemendag Catat Transaksi UMKM Bisa Ekspor Semester I-2025 Capai Rp1,46 Triliun
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Kementerian Perdagangan terus berkomitmen membuka akses pasar ekspor seluas-luasnya bagi produk UMKM. Penjajakan bisnis merupakan jembatan penting agar pelaku UMKM tidak sebatas mengenal pasar global, tetapi juga mampu mencatatkan transaksi yang nyata dengan pembeli luar negeri.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi mengatakan, pihaknya mencatat transaksi kumulatif dari program penjajakan bisnis atau business matching pelaku UMKM bisa ekspor pada Januari-Juli 2025 mencapai US$90,04 Juta atau setara Rp1,46 triliun.
"Untuk Januari-Juli 2025, total transaksi 'business matching' dalam program UMKM BISA Ekspor telah menembus US$90,04 juta," ujar Puntodewi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia menjabarkan, nilai itu terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) sebesar US$55,09 juta dolar AS dan potensi transaksi sebesar US$34,95.
Sepanjang Januari-Juli 2025, Kemendag melalui 46 perwakilan perdagangan (perwadag) RI di 33 negara mitra dagang telah memfasilitasi 410 kegiatan penjajakan bisnis, yang diikuti oleh 773 UMKM berbeda. Kegiatan tersebut terdiri atas 268 sesi kurasi produk oleh perwadag RI (pitching) dan 142 sesi pertemuan langsung antara pelaku UMKM dan pembeli potensial di negara tujuan ekspor.
Ilustrasi produk UMKM.
- ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sementara itu, khusus Juli 2025, total transaksi penjajakan bisnis mencapai US$2,99 juta yang terdiri atas PO senilai US#2,39 juta dan potensi transaksi US$600 ribu.
Telah terlaksana pula 45 kegiatan penjajakan bisnis yang terdiri atas 27 kurasi produk dan 18 pertemuan dengan pembeli, dengan cakupan produk meliputi ikan bandeng, minyak sawit, telur, permen dan makanan manis (confectionery), kosmetik, kopi, dekorasi rumah, kertas, dan makanan dan minuman olahan lainnya.
Menurut Puntodewi, Kemendag akan terus memperluas cakupan kegiatan penjajakan bisnis dengan pendekatan yang inovatif dan kolaboratif. Harapannya, kegiatan itu dapat menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan pembeli potensial di masa mendatang.
"Keberlanjutan komitmen pelaksanaan 'business matching' khusus bagi eksportir perempuan juga turut membuktikan dukungan Kemendag bagi peningkatan peran perempuan dalam perdagangan internasional," kata Puntodewi. (Ant)
