Ungkap Kesenjangan Tenaga dan Pasar Kerja, Kadin Dorong Pamerintah Transformasi Pendidikan

Wakil Ketua Umum Kadin, Shinta Widjaja Kamdani.
Sumber :
  • VIVAnews/Arrijal Rachman

Jakarta, VIVA – Kadin Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan transformasi pendidikan, guna mengoptimalkan serapan tenaga kerja di Tanah Air.

Disaksikan Prabowo, Kadin Teken MoU Kerjasama Strategis dengan Dewan Bisnis Kanada

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pembangunan Berkelanjutan Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani menegaskan, langkah itu sangat penting mengingat masih ada 842 ribu lulusan perguruan tinggi yang hingga kini belum memiliki pekerjaan.

Dia menjelaskan, ada beberapa tantangan yang perlu disikapi bersama terkait kondisi tersebut. Pertama, masih banyak terjadi kesenjangan antara lulusan pendidikan dan kebutuhan pasar kerja. 

Kritik Program MBG, Buruh Soroti Serapan Pekerja Informal dan Gaji di Bawah UMP

[dok. Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin, 10 Februari 2025]

Photo :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

"Fenomena pengangguran terdidik terus terjadi, dimana pada 2023 tercatat lebih dari 842 ribu lulusan diploma dan sarjana yang menganggur. Hal ini menunjukkan adanya competency gap yang serius," kata Shinta dalam keterangannya, Kamis, 25 September 2025.

Pramono Mau Bangun 23 Ribu Unit Rumah di Jakarta, Serap 100.000 Tenaga Kerja

Karenanya, Dia menyampaikan perlunya langkah nyata dalam mengatasi masalah kesenjangan, antara lulusan siap kerja dan kebutuhan industri.

Shinta jugamenyoroti persepsi keliru di masyarakat mengenai sekolah berstandar global. Menurutnya,? kualitas pendidikan tidak ditentukan oleh kurikulum asing, melainkan oleh kompetensi guru, kurikulum yang relevan, serta sistem asesmen yang kredibel.

"Namun, dalam realitas tidak harus seperti itu. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kompetensi guru, kurikulum yang relevan dan sistem asesmen yang kredibel, tidak semata-mata ditentukan oleh kurikulum luar negeri," ujar Shinta.

Lebih lanjut, Shinta menekankan bahwa produktivitas tenaga kerja Indonesia masih tertinggal dibanding negara lain di Asia Tenggara. ?Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mencatat, produktivitas Indonesia hanya sepertiga dari rata-rata negara anggota.

"Selain jumlah tenaga kerja yang besar, kita juga perlu memastikan kualitas dan produktivitas mereka agar mampu bersaing secara global," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya