Mau Diakuisisi Elon Musk, Bayang-bayang PHK Hantui Twitter

Kepala Eksekutif Twitter Parag Agrawal (kiri).
Sumber :
  • Twitter @paraga

VIVA – Kepala Eksekutif Twitter Parag Agrawal mengatakan masih mengevaluasi tawaran US$43 miliar dari Elon Musk untuk membeli saham Twitter. Hal ini diungkapkannya di depan seluruh karyawan.

10 Pekerjaan yang Tak Tergantikan AI, Pilihan Aman di Tengah Badai PHK

Agrawal memulai sesi tanya jawab selama setengah jam dengan para karyawan yang mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan pemutusan hubungan kerja (PHK) di masa depan, yang kata dia, tidak akan ditentukan oleh penilaian kinerja individu.

Menanggapi pertanyaan karyawan lainnya tentang apa yang akan terjadi pada opsi saham karyawan jika Twitter menjadi perusahaan pribadi, Parag Agrawal mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi.

15 Pekerjaan yang Paling Rentan PHK di 2025, Ada Profesi Anda?

Ia juga tidak mengatakan kepada dewan soal jawaban atas tawaran bos SpaceX dan Tesla itu, tapi menyebut akan mengikuti proses yang ketat dan membuat keputusan demi kepentingan terbaik pemegang saham perusahaan.

Dalam sebuah wawancara di konferensi TED 2022 di Vancouver, Kanada, Elon Musk mengatakan tawarannya bukan tentang menghasilkan uang dan dirinya sama sekali tidak peduli dengan ekonomi, mengutip dari situs The Verge, Jumat, 15 April 2022.

Elon Musk Dianggap Berbahaya sama Pebisnis

Elon Musk menawarkan diri untuk membeli media sosial Twitter setelah menjadi pemegang saham terbesar. Ia bahkan mengklaim sebagai orang yang tepat untuk membuka potensi luar biasa dari platform berlogo burung biru tersebut.

Dalam pengumumannya yang mengejutkan, ia bersedia membayar US$54,20 per saham atau Rp778 ribu, sehingga nilai Twitter menjadi sebesar US$41 miliar atau Rp588 triliun.

Elon Musk juga mengatakan jika tawarannya tidak diterima, maka dirinya akan mempertimbangkan kembali posisinya sebagai pemegang saham.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal

Tarif Trump Timbulkan Ancaman PHK, Buruh Dorong Pemerintah Lindungi Kedaulatan Ekonomi RI

Salah satu penyebab utama gelombang PHK tersebut adalah kebijakan pemerintah Indonesia, yang membebaskan bea masuk produk-produk asal Amerika Serikat.

img_title
VIVA.co.id
18 Juli 2025