Mengecas Mobil Listrik Ini Secepat Isi Bensin

SPKLU Orange Charging di China
Sumber :
  • Carnewschina

Beijing, VIVA – Kehadiran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dimulai dari kebutuhan mendesak akan infrastruktur ramah lingkungan seiring berkembangnya mobil listrik. Dalam satu dekade terakhir, SPKLU telah tumbuh pesat di berbagai kota besar sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

China Respons Ancaman Trump Naikkan Tarif: BRICS Bukan untuk Konfrontasi!

Kini, teknologi pengisian mobil listrik mencapai tonggak baru. Orange Charging, anak usaha Didi, memperkenalkan supercharging pile berbasis pendingin cair dengan daya puncak mencapai 1.600 kW.

Dengan kemampuan mengisi 100 kilometer jarak tempuh hanya dalam satu menit, inovasi ini mendekati kecepatan pengisian bahan bakar bensin. Teknologi ini dikembangkan bersama produsen pile pengisian dan dilengkapi sistem cerdas "Unicorn OS".

Terpopuler: Mobil BYD Jakarta-Surabaya PP Tanpa Isi Bensin, Keluhan Pemilik Vinfast VF3

Sistem tersebut memungkinkan distribusi daya fleksibel, menyesuaikan kebutuhan mobil yang terhubung. Orange Charging saat ini mengoperasikan lebih dari 46.000 stasiun pengisian, dengan hampir separuhnya mendukung daya 180 kW ke atas.

Langkah ini mencerminkan tren industri menuju megawatt flash charging, teknologi yang menjanjikan waktu isi daya super cepat. Tujuannya: menyetarakan pengalaman isi ulang mobil listrik dengan mengisi bensin konvensional.

Risiko dan Peluang RI dari Dinamika Geopolitik Global

Dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Senin 7 Juli 2025, beberapa perusahaan besar seperti BYD, Huawei, Zeekr, dan CATL juga turut mengembangkan teknologi serupa. BYD, misalnya, telah meluncurkan teknologi pengisian hingga 1.360 kW dengan konektor ganda.

Huawei menyasar kendaraan berat dengan charger bertenaga 1,5 MW. Sementara Zeekr menghadirkan stasiun pengisian berpendingin cair khusus kendaraan penumpang dengan daya puncak 1,2 MW.

CATL mengembangkan baterai yang tahan terhadap arus pengisian tinggi demi mendukung teknologi ini. Di sisi lain, sejumlah kota di Tiongkok mulai merancang konsep “kota supercharging” sebagai bentuk adopsi massal.

Namun, implementasi pengisian megawatt menghadapi tantangan besar seperti stabilitas jaringan listrik dan biaya tinggi. Harga satu unit charger berpendingin cair bisa mencapai 120.000 yuan atau setara Rp271 juta, belum termasuk perawatan.

Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan mengembangkan sistem penyimpanan energi dan algoritma AI untuk efisiensi pengisian. Solusi terintegrasi seperti panel surya, baterai penyimpanan, dan sistem distribusi cerdas mulai diuji coba.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya