Usia Muda Rentan Kecelakaan, Proses Bikin SIM Kini Diperketat

Ilustrasi uji praktik pembuatan SIM Mobil
Sumber :
  • istimewa

Ohio, VIVA – Bagi masyarakat yang hendak mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM), proses pendidikan dan pelatihan mengemudi menjadi tahapan penting yang tak bisa diabaikan.

Soal Tarif Ojek Online Naik 15 Persen, Kemenhub: Masih Dikaji

Tujuannya jelas, agar setiap pengemudi memiliki pemahaman dan keterampilan dasar sebelum benar-benar turun ke jalan raya.

Di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, aturan tentang perolehan SIM terus diperbarui demi menyesuaikan dengan kondisi keselamatan lalu lintas terkini. Salah satu perubahan besar baru saja terjadi di negara bagian Ohio.

Marah-marah di Jalan Bisa Berujung Denda Rp3 Juta

Pemerintah setempat resmi memberlakukan aturan baru yang mewajibkan semua calon pengemudi berusia di bawah 21 tahun untuk mengikuti pendidikan mengemudi secara penuh.

Ilustrasi mengemudi.

Photo :
  • Istimewa
Benarkah Mobil Listrik Bikin Penumpang Mudah Mabuk? Simak Fakta Ini

Langkah ini diambil sebagai respons atas tingginya angka kecelakaan fatal yang melibatkan pengemudi remaja, dilansir VIVA dari laman Carscoops.

Sepanjang tahun lalu, tercatat ada 97 kecelakaan maut di Ohio yang melibatkan setidaknya satu pengemudi remaja.

Dari jumlah itu, 67 di antaranya ditemukan bahwa remaja menjadi pihak yang bersalah.

Lebih lanjut, data tahun 2024 menunjukkan bahwa 58 persen kecelakaan fatal melibatkan pengemudi berusia 18 hingga 19 tahun.

Sebelumnya, hanya remaja di bawah usia 18 tahun yang diwajibkan mengikuti pendidikan mengemudi.

Mereka harus menyelesaikan 24 jam pelajaran teori (baik online maupun tatap muka), delapan jam praktik mengemudi bersama instruktur, serta 50 jam latihan mengemudi dengan orang tua atau wali, termasuk 10 jam di malam hari.

Selain itu, mereka juga harus memegang SIM sementara selama enam bulan.

Namun, bagi yang berusia 18 tahun ke atas, prosesnya jauh lebih sederhana. Mereka cukup lulus ujian praktik mengemudi untuk langsung mendapatkan SIM.

Jika gagal, barulah diwajibkan mengikuti pelatihan singkat selama empat jam dan mendapat sedikit bimbingan dari instruktur.

Kesenjangan inilah yang dinilai berkontribusi terhadap tingginya angka kecelakaan fatal di kelompok usia 18-19 tahun.

Dengan diberlakukannya aturan baru ini, semua pemohon SIM yang berusia di bawah 21 tahun kini diwajibkan menempuh jalur pendidikan mengemudi yang sama seperti yang diterapkan bagi remaja di bawah 18 tahun. Aturan ini mulai berlaku secara langsung tanpa masa transisi.

Gubernur Ohio, Mike DeWine, mengatakan bahwa pendidikan mengemudi terbukti membuat pengemudi menjadi lebih aman, baik untuk diri mereka sendiri maupun pengguna jalan lain.

“Kita tahu bahwa mereka yang mengikuti pendidikan mengemudi akan menjadi pengemudi yang lebih aman,” ujar DeWine dikutip dari The Dispatch.

“Dan hal itu tidak hanya berlaku untuk remaja, tapi juga untuk orang dewasa.”

Meski langkah ini dipuji sebagai upaya meningkatkan keselamatan di jalan, beberapa pihak menyoroti bahwa peraturan baru ini belum menyentuh aspek kualitas pendidikan itu sendiri.

Data mencatat bahwa dari seluruh remaja yang menjadi penyebab kecelakaan fatal, dua pertiganya justru sudah mengikuti pendidikan mengemudi.

Sementara 13 persen lainnya bahkan belum memiliki SIM. Ini menunjukkan bahwa pelatihan yang ada belum tentu cukup efektif dalam mencegah kesalahan fatal di jalan.

Para pakar keselamatan lalu lintas mengingatkan bahwa kewajiban pendidikan mengemudi memang penting, namun tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas kurikulum dan pelatihannya.

Tanpa itu, aturan baru ini bisa jadi hanya menjadi formalitas belaka tanpa memberi dampak signifikan terhadap keselamatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya