Kematian Tak Lagi Misteri

Ilustrasi jenazah.
Sumber :
  • REUTERS/Yuriko Nakao

VIVA – Kematian selama ini diyakini menjadi rahasia Ilahi. Selain rezeki dan jodoh, tak ada yang bisa memastikan kapan kematian akan menjemput manusia. 

Terkuak! Terapis Wanita Tewas di Jaksel Baru Sebulan Kerja, Sering Menyendiri

Keyakinan umum itu bakal runtuh dengan perkembangan teknologi terkini. Dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), kini kematian seseorang bisa diperkirakan. Terbaru, sistem kecerdasan buatan Google, Medical Brain, mampu memprediksi kapan pasien menghembuskan nafas terakhir dalam 24 jam kemudian. 

Teknologi pemrediksi kematian itu telah dirancang oleh tim peneliti dari Universitas Stanford, Universitas Chicago, dan UC San Fransisco, Amerika Serikat. Dalam menganalisis kematian pasien, tim peneliti mengambil dua sampel rumah sakit. 

Pertemuan Rahasia Digelar Polisi dan Keluarga Arya Daru Pekan Ini, Bakal Buka-bukaan Soal Temuan Penyelidikan

Algoritma Medical Brain itu memprediksi kapan pasien pada dua rumah sakit sampel di Amerika Serikat. Hasil dari Medical Brain ternyata lebih akurat dibanding sistem peringatan dini kematian dari rumah sakit sampel.

Dalam memakai teknologi Google tersebut, dilansir dari laman Express, Rabu 27 Juni 2018, peneliti mengombinasikan data pasien seperti umur, etnis, jenis kelamin dengan alasan dirawat di rumah sakit, informasi rumah sakit, diagnosis, keadaan vital saat itu, dan hasil laboratorium. Mereka mengklaim, dengan data tersebut bisa memprediksi kehidupan pasien selama 24 jam berikutnya. 

Siap Buka-bukaan Bukti Kasus Kematian Arya Daru, Puluhan CCTV Bakal Diputar Polisi Depan Keluarga

Dalam memprediksi kematian pasien, Medical Brain Google itu punya tingkat akurasi 95 persen pada rumah sakit pertama dan 93 persen pada rumah sakit kedua. 

Dalam salah satu studi prediksi, algoritma Medical Brain meramalkan pasien wanita dengan kanker payudara punya peluang hidup 19,9 persen di rumah sakit. Sedangkan sistem peringatan dini rumah sakit sampel, Early Warning Score cuma memberi tingkat harapan hidup sang pasien wanita tersebut kecil, 9,3 persen. Belakangan dalam dua pekan setelah kedua sistem prediksi keluar, sang pasien wanita tersebut meninggal. Artinya Medical Brain lebih akurat dibanding prediksi para dokter di rumah sakit tersebut. 

Tim peneliti menganalisis data tidak teridentifikasi dari 216.221 pasien dewasa dari dua rumah sakit tersebut. Teknologi kecerdasan buatan Google itu juga membaca lebih dari 46 miliar titik data terkait. Untuk kasus pasien wanita tersebut, Medical Brain menganalisis 175.639 data riwayat medis sang pasien.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya