Saya Akan Kembangkan Ekonomi Digital di Daerah Tertinggal
- VIVA/Muhamad Solihin
Apakah itu bersinggungan dengan Kementerian lain?
Nah ,ini yang perlu dipahami. Kami bukan sedang bersaing dengan Kementerian Pendidikan ataupun bersaing dengan Kementerian lainnya. Yang kami lakukan adalah meyakinkan kementerian-kementerian itu. Eh, ini lho merupakan daerah tertinggal, dan yang harus dilakukan di daerah tertinggal itu harusnya seperti ini. Jadi, yang kami lakukan itu hampir setiap hari adalah meyakinkan kementerian-kementerian terkait atau semua sektor, untuk memastikan keberpihakan mereka terhadap daerah tertinggal. Itu cara kami bekerja, Kuncinya itu di koordinasi.
Itu bukan pekerjaan yang mudah. Koordinasi itu kan sesuatu yang tidak riil, tidak kongkret, butuh kesabaran yang tinggi. Berbeda dengan eksekusi, lebih mudah. Misalnya, kita melihat bahwa kebutuhannya adalah membangun jalan. Kemudian, ya sudah kita bangun jalan, itu lebih mudah, lebih kelihatan ukurannya. Tapi kan, kami tidak seperti itu.
Kami terus menerus meyakinkan internal, karena jujur saja di internal itu tidak semuanya memiliki spirit yang sama. Sehingga, kami selalu tanya, berapa kali Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia itu bertemu dengan Kementerian Pendidikan? Berapa kali bertemu dengan Kementerian Kesehatan, misalnya? Karena kan, kalau koordinasi itu kan ukurannya itu adalah bertemu atau berkunjung, atau diskusi bersama, itu koordinasi. Dari koordinasi itu lah, baru kita bisa melihat apa hasilnya untuk daerah tertinggal, berapa yang dialokasikan, dan sebagainya.
Artinya, membangun sinergitas dengan kementerian atau instansi yang lainnya?
Iya, koordinasi itu intinya bagaimana kita mampu membangun sinergitas dengan semua sektor yang lainnya. Kementerian Desa ini multi sektor sebenarnya, tetapi kalau kementerian-kementerian lain lebih eksisting sebenarnya, mereka lebih mempunyai kewenangan. Misalnya, kalau kita bicara isu kesehatan di daerah tertinggal, tidak harus kami sendiri yang menyelesaikan, tapi kami harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Makanya, kami punya yang namanya Strategi Nasional Untuk Percepatan Pembangunan Desa Tertinggal yang tertuang dalam Peraturan Presiden, nah itu yang menjadi acuan oleh Kementerian-Kementerian dan Lembaga.
Jadi, konteksnya tapi lebih pada sinergi?
Iya. Saya selalu mendapat kritikan dalam hal itu memang, bahwa ini kok Kementerian Desa menjadi pesaing kementerian/lembaga yang lebih berwenang lainnya sih? Kan seperti itu, itu kalau kita selalu bicara tentang ego sektor. Tapi saya selalu jelaskan, kalau kita bicara permasalahan di desa tertinggal, itu loh setinggi ini (sambil menggerakan kedua tangannya dengan tinggi). Sementara, anggaaran yang tersedia hanya segini (sedikit). Jadi, sebenarnya kami tidak merasa ada overlap. Sinergi itu yang dibutuhkan, bagaimana kita bersama dapat menghilangkan ego sektor. Kita berbicara bersama bagaimana cara menyelesaikan permasalahan-permasalah di desa tertinggal.