Saya Akan Kembangkan Ekonomi Digital di Daerah Tertinggal
- VIVA/Muhamad Solihin
Tapi apakah masyarakatnya sudah cukup siap untuk menjalankan ekonomi digital itu?
Beberapa waktu lalu Presiden kembali memaksa agar perijinan usaha bisa dilakukan satu pintu, dan cepat. Kami melihat bukan persoalan siap atau tidak siap masyarakatnya. Karena pada saat kami memperkenalkan digital platform yang sekarang sudah banyak ini kepada masyarakat di daerah tertinggal itu, kami justru mendapatkan banyak pengetahuan persoalan yang mereka hadapi. Ternyata ketika kami tawarkan mereka antusias dan bisa menerima itu. Contoh, di NTT itu ada daerah So’e yang memiliki produksi alpukat yang luar biasa enaknya. Petani di Soe itu awalnya tidak dapat mengakses data internet, tapi telepon bisa. Nah, yang kami lakukan adalah memberikan pendampingan atau penyuluh pertanian kepada mereka. Setelah itu, penyuluh-penyuluh pertanian itu nanti yang mengupload penjualan alpukat ketika mereka ke tempat-tempat yang memiliki akses internet, misalnya di kecamatan atau ke mana. Akhirnya kami juga mengundang Kominfo, kami minta mereka untuk pasang BTS. Alhamdulillah sekitar bulan September atau November mereka akan pasang unit BTS di sana.
Soal Dana Desa, sejauh mana Dana Desa ini dapat membantu percepatan pembangunan daerah tertinggal?
Kalau kita lihat hasil dari dana desa tiga tahun terakhir itu, dari tahun 2015 sampai sekarang seperti apa? Tentu, sangat membantu dalam menunjang aktivitas ekonomi masyarakat desa. Dari Dana Desa selama ini tercatat jalan desa yang sudah terbangun sepanjang 123.145 kilometer, jembatan 791.258 meter, Pasar Desa 5220 unit, 26. 060 Unit Kegiatan BumDesa, 3.004 sarana olahraga, kemudian pembangunan irigasi sebanyak 28.091 unit, embung 1.927 unit, dan tambatan perahu sebanyak 2882 unit.
Dan, kontibusi anggaran Dana Desa yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa selama ini; 65.918 unit penahan tanah yang sudah dibangun dari dana desa, 37.496 unit pompa air bersih, 108.486 unit MCK, Polindes yang sudah dibangun dari dana desa sebanyak 5.314, Posyandu sebanyak 11.424 unit, kemudian sumur sebanyak 30.212 unit, PAUD sebanyak 18.072 unit, dan drainase yang dibangun dari anggaran dana desa itu sepanjang 38.217 KM.
Ini semua kan kontribusi, walaupun misalnya untuk MCK itu masih sangat kecil. Kebutuhan kita untuk MCK itu menurut data Kementerian Kesehatan adalah lima juta unit untuk seluruh indonesia, tapi baru terbangun 108.486 unit. Tetapi, ni kan bergerak terus. Paling tidak, sekarang ini ada alternatif pendanaan untuk membangun. Dan, kami merasa dana desa membantu menyelesaikan permasalahan infrastruktur di desa-desa.