Iran Tegaskan Akan Merespons "Tekanan Maksimum" dengan "Perlawanan Maksimum"

VIVA Militer: Rudal balistik militer Iran
Sumber :
  • Middle East Images/Houssein Beris

Moskow, VIVA - Iran terbuka untuk berunding dengan pemerintahan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, namun tidak akan mengalah di bawah kampanye "tekanan maksimum", kata asisten Menteri Luar Negeri Iran urusan politik Majid Takht Ravanchi pada Senin.

Legislator PDIP Ingatkan Pemerintah Tak Sembarangan Transfer Data ke AS

Iran "mendukung negosiasi" namun akan merespons tekanan maksimum dengan 'perlawanan maksimum,' ujar diplomat senior tersebut seperti dikutip surat kabar Financial Times. 

Taktik tekanan maksimum Trump disebut ditujukan untuk menekan Iran menandatangani kesepakatan nuklir baru pengganti Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Istana: Tidak Ada Data Pribadi Warga Indonesia Diserahkan ke AS

Trump, menurut laporan Financial Times, berencana untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus dengan mengadang pendapatan Iran dari minyak.

Keluarga Donald Trump Kuasai Kripto? Stablecoin, Bitcoin, dan UU Baru bikin Publik Curiga

VIVA Militer: Rudal balistik jarak pendek Fath-360 militer Iran

Photo :
  • asiatimes.com

Pada 2015, Iran menandatangani JCPOA bersama China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, serta Uni Eropa, dengan menyetujui untuk memperkecil program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional.

Setelah itu pada 2018, Trump pada masa pertama pemerintahannya menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran sebagai bagian dari gerakan untuk memberikan tekanan maksimum. (ant)

Menteri HAM RI Natalius Pigai di kantornya, Kuningan, Jakarta Selatan

Menteri Pigai Tegaskan Transfer Data RI ke AS Tak Melanggar HAM

Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menegaskan kesepakatan pertukaran data dengan Amerika Serikat tidak bertentangan dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2025