Ukraina Setuju Berikan Imbalan ke AS dari Hasil Jual Mineral

VIVA Militer: Volodymyr Zelensky dan Donald Trump
Sumber :
  • AP/Julia Demaree Nikhinson

Kiev, VIVA – Ukraina telah menyetujui persyaratan yang diajukan AS terkait pembagian hasil dari mineral. Menurut seorang pejabat senior Ukraina, kesepakatan mineral dengan Amerika Serikat dapat ditandatangani paling cepat pada Jumat, 28 Februari 2025.

"Sekarang pejabat pemerintah sedang mengerjakan rinciannya," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya itu.

"Saat ini, kami sedang mempertimbangkan kunjungan ke Washington pada hari Jumat untuk menandatangani perjanjian tersebut," sambungnya, dikutip dari ANews, Rabu 26 Februari 2025.

Bendera Ukraina berkibar di tengah Kota Kharkiv kota kedua terbesar di negara

Photo :
  • AP Photo/Evgeniy Maloletka

Sebelumnya, Amerika meminta jatah 50 persen dari semua pendapatan Ukraina, yang diperoleh dari sumber daya mineral dan alam Kiev. Permintaan ini disampaikan oleh pejabat AS sebagai bentuk 'imbalan' atas dukungan militer Washington ke Ukraina.

Pada hari Jumat, 21 Februari 2025, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Washington dan Kiev hampir mencapai kesepakatan.

"Saya pikir kita cukup dekat (dengan kesepakatan imbalan). Saya pikir mereka (Ukraina) menginginkannya. Mereka merasa senang tentang (imbalan) itu. Itu penting, jika mereka menginginkannya, maka kita tetap (mendukung) mereka," kata Trump, dikutip dari EuroNews.

Pidato Donald Trump usai dilantik sebagai Presiden ke 47 AS

Photo :
  • Tangkapan layar
Negaranya Lagi Berperang, Warga Rusia-Ukraina Justru Jadi Partner in Crime Edarkan Narkoba di Bali

Diketahui, tuntutan Washington berkisar US$ 500 miliar (Rp 8,1 kuadriliun) dari kekayaan mineral Ukraina.

Namun, imbalan itu sebelumnya ditolak oleh Zelensky dengan alasan bahwa AS tidak memberikan jumlah bantuan yang mendekati jumlah tersebut dalam bentuk bantuan militer atau keuangan, dan tidak menawarkan jaminan keamanan khusus apa pun.

AS Ancam Kenakan Rusia Tarif 100 Persen jika Konflik Ukraina Berlanjut
Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya.

BI Pede Kesepakatan Tarif Impor AS Jadi Angin Segar Investasi hingga Pasar Keuangan RI

Bank Indonesia melakukan kajian mendalam terkait dampak kesepakatan tarif impor Amerika Serikat terhadap pasar keuangan Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
18 Juli 2025