KSAD Bakal Evaluasi Lokasi Pemusnahan Amunisi Imbas Insiden Ledakan di Garut
- tvOne
Jakarta, VIVA – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap lokasi pemusnahan amunisi afkir usai adanya ledakan yang menewaskan 4 anggota TNI dan 9 warga sipil di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.
Maruli menyebut, lokasi pemusnahan sejatinya sudah digunakan sejak tahun 1985 dan jauh dari pemukiman warga. Namun, kata dia, pemukiman warga kini semakin mendekat ke lokasi.
"Kita akan evaluasi semua. Karena itu kan sudah tahun 1985, dulu tuh jauh dari pemukiman. Nah sekarang pemukiman dekat dan masyarakat itu ikut-ikut bergabung, tadinya hanya membantu memasak," kata Maruli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Selasa, 27 Mei 2025.
Ledakan amunisi kedaluwarsa di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut
- VIVA.co.id/Diki Hidayat (Garut)
"Artinya mungkin itulah salah satu juga yang membuat kita harus evaluasi, mungkin masyarakat ikut-ikut bantu," sambungnya.
Meski begitu, Maruli memastikan, Desa Sagara yang menjadi lokasi pemusnahan amunisi afkir itu tetap dibuka. Mengingat sudah digunakan sebagai lokasi pemusnahan sejak tahun 1985.
VIVA Militer: jenderal TNI Maruli Simanjuntak dan istri.
- TNI Angkatan Darat
"Artinya nggak akan ditutup itu, lokasinya tetap dibuka. Nggak ada masalah sebenarnya, itu kan sejak tahun 1985. Jadi sebenarnya ini baru sekali ini namanya peledakan yang mengakibatkan resiko setelah lebih dari 35 tahun," tutur Maruli.
Sebelumnya diberitakan, sebuah insiden tragis terjadi di lokasi pemusnahan munisi afkir milik TNI Angkatan Darat di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, pada Senin pagi. Ledakan hebat yang terjadi sekitar pukul 09.30 WIB menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari anggota TNI dan warga sipil.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan kronologi peristiwa tersebut. Menurutnya, kegiatan pemusnahan munisi tidak layak pakai itu dimulai pada pukul 09.30 WIB oleh jajaran Gudang Pusat Munisi 3, Pusat Peralatan Teknik Angkatan Darat.
Dia mengtakan, sebelum kegiatan, dilakukan pengecekan terhadap personel dan kondisi lokasi dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman. Tim kemudian memulai proses penghancuran munisi di dua lubang sumur yang telah disiapkan.
“Setelah seluruh tim pengamanan menempati pos masing-masing, peledakan dilakukan dan berjalan lancar tanpa kendala,” kata Wahyu, Senin sore.
Sebagai prosedur lanjutan, kata dia, satu lubang tambahan disiapkan khusus untuk menghancurkan detonator yang sudah digunakan, termasuk sisa-sisa yang berkaitan dengan munisi afkir.
“Di luar dua sumur ini disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya. Termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan munisi akhir tersebut,” ujarnya
Pada lubang tambahan inilah kemudian ledakan dahsyat itu terjadi. Setidaknya ada 13 orang yang tewas dari peristiwa ini.
“Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. 4 orang dari Anggota TNI, 9 orang merupakan warga sipil,” ujarnya.