Prabowo Akui Kekayaan Indonesia Berlimpah, tapi Masih Banyak Maling
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA - Presiden Prabowo Subianto mengakui kekayaan Indonesia berlimpah. Namun, ia menyayangkan masih banyak pihak yang melakukan korupsi dan mencuri uang rakyat.
Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam pidatonya saat upacara Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juni 2025. Presiden Prabowo bertekad untuk memberantas maling uang rakyat itu.
"Kekayaan kita sekali lagi, sangat besar, tetapi terlalu banyak maling-maling yang mencuri uang rakyat dan untuk itu saya bertekad akan menertibkan semua itu," ujar Prabowo.
Presiden Prabowo Subianto Pidato dalam Sidang ke-19 Session of the Conference of the Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Persatuan Parlemen Negara-Negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI)
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Prabowo menegaskan bahwa tantangan Indonesia adalah korupsi. Ia juga berkomitmen untuk memberikan kehidupan yang layak dan menghilangkan kemiskinan bagi masyarakat Indonesia.
Ia pun meminta masyarakat agar melaporkan segala tindakan korupsi yang dilakukan oleh oknum pejabat atau pemimpin pemerintahan.
"Kita sekarang berjuang melawan korupsi supaya anda mengambil alih negara dalam keadaan baik kuat tidak boleh ada kemiskinan di Indonesia, tidak boleh ada kelaparan di Indonesia, mari kita bersatu, jangan ragu-ragu, melihat pejabat pemimpin melanggar laporkan," kata Prabowo.
"Sekarang kita punya teknologi setiap rakyat di desa bisa menggunakan gadget kalau ada bukti segera siarkan jangan mau terima penyelewengan jangan mau terima pejabat yang berbuat sekehendak dirinya," sambungnya.
foto ilustrasi korupsi
Salah satu kekurangan terbesar menurut Prabowo adalah sikap dan mental elite bangsa utamanya mereka yang memegang jabatan penting terlalu banyak melakukan penyelewengan hingga korupsi.
"Kekurangan kita adalah menurut pendapat saya sikap dan mental elite bangsa kita, utamanya mereka yang memegang jabatan penting sebagai wakil rakyat, sebagai utusan rakyat, dan mandataris rakyat. Saya Presiden Republik Indonesia melihat masih banyak penyelewengan, korupsi, manipulasi, yang dilaksanakan justru di tubuh pemerintahan, di tubuh kekuasaan," ungkapnya.