Perkuat Ekosistem, Indonesia Buka Jalan Menuju Pusat Syariah Global
- PBNU
VIVA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi Islam terbesar di dunia, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nahdlatul Ulama (BAPPENU), menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan peran Indonesia sebagai pusat keuangan syariah global dengan menyelenggarakan pertemuan strategis/strategic meeting tingkat tinggi bertema “Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Membuka Jalan bagi Keuangan Islam Global.”
Diselenggarakan di kantor pusat PBNU Jakarta, forum tersebut mempertemukan lembaga-lembaga pemerintah utama dan regulator keuangan dalam sebuah kolaborasi strategis untuk membentuk kerangka investasi sesuai Syariah yang berakar pada kepercayaan publik, modal moral, dan transformasi sektor riil.
Forum 2 hari ini menandai kemajuan penting dalam komitmen PBNU untuk membentuk kerangka investasi yang sesuai dengan Syariah yang berakar pada kepercayaan publik, modal moral, dan transformasi sektor riil yang memposisikan Indonesia sebagai peserta aktif sekaligus penentu standar dalam keuangan Islam global. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Forum ini menyoroti keunggulan demografi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia dan menegaskan kembali keselarasan dengan Rencana Induk Ekonomi Syariah Nasional (MEKSI 2019–2024) dan agenda kebijakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf Gus Yahya mengatakan, dalam 2 hari terakhir pihaknya telah melakukan pembicaraan intensif dengan perusahaan tersebut melalui entitas syariahnya, Harvest Syariah Fund. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
“Nah, maka kerja sama antara Harvest Fund dengan NU ini akan sangat potensial menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat melalui jaringan NU yang menjangkau langsung hingga ke desa,” ungkap Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis 12 Juni 2025.
Menurut Gus Yahya, kolaborasi ini bukan hanya bersifat nasional, melainkan juga dapat menjadi bagian dari gerakan global untuk pembangunan berbasis syariah. Dia menyebut NU memiliki struktur hingga tingkat desa yang dapat berperan aktif dalam menyerap manfaat investasi syariah langsung ke masyarakat.
“Dengan dukungan keahlian manajemen, kapasitas teknologi, dan jaringan internasional dari Harvest Fund, kerja sama ini bisa menjangkau lebih luas dari sekadar sektor keuangan. Ini bisa berkembang ke bidang kesehatan, otomotif, bahkan terhubung ke sistem pendidikan NU, termasuk pesantren dan madrasah,” ujar Gus Yahya.