TikTok PHK Massal, Karyawan di Berbagai Negara Kena Imbas
- CNN
Jakarta, VIVA – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali mengguncang industri teknologi. Kali ini, TikTok menjadi sorotan usai dikabarkan melakukan PHK massal di unit trust and safety.Â
Melansir dari Reuters, Jumat, 21 Februari 2025, langkah tersebut diambil di tengah ketidakpastian masa depan aplikasi berbagi video populer ini, yang juga menghadapi tekanan regulasi di Amerika Serikat dan berbagai negara lainnya.
Menurut sumber yang dikutip oleh Reuters, TikTok telah memulai proses PHK pada Kamis, 20 Februari 2025. Karyawan di berbagai wilayah termasuk Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, pun terkena dampaknya.Â
Memo internal dari Adam Presser, kepala operasi TikTok yang juga mengawasi unit trust and safety, mengonfirmasi bahwa langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan.
TikTok belum memberikan pernyataan resmi terkait pemangkasan ini. Namun, keputusan tersebut datang di saat yang kritis, di mana aplikasi milik ByteDance ini masih berjuang menghadapi ancaman larangan di Amerika Serikat.Â
Ilustrasi TikTok.
- Istimewa.
Sebagaimana diketahui, pada Januari lalu, undang-undang baru yang mulai berlaku, mengharuskan ByteDance untuk menjual TikTok atau menghadapi pelarangan dengan alasan keamanan nasional.
PHK ini, juga bukan kali pertama terjadi di TikTok. Oktober tahun lalu, perusahaan juga telah merumahkan ratusan karyawan secara global, termasuk di Malaysia. Langkah tersebut dikaitkan dengan peralihan perusahaan menuju penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam moderasi konten, yang berpotensi mengurangi ketergantungan pada tenaga manusia.
TikTok sebelumnya mengklaim memiliki sekitar 40.000 profesional trust and safety di seluruh dunia. Bahkan, dalam sidang Kongres AS Januari tahun lalu, CEO TikTok Shou Chew menyatakan bahwa perusahaan telah mengalokasikan lebih dari USD 2 miliar atau setara Rp32 triliun, untuk menjaga keamanan platformnya.Â
Namun, kini muncul pertanyaan mengenai bagaimana PHK ini akan memengaruhi efektivitas moderasi konten di platform tersebut. Di lain sisi, keputusan TikTok untuk merampingkan tim trust and safety, turut menambah daftar panjang PHK di sektor teknologi dalam beberapa tahun terakhir.