Pilu, Curahan Hati Karyawan Sritex di Aksi Tanda Tangan Kenangan usai PHK

Aksi tanda tangan di seragam karyawan Sritex untuk kenang-kenangan pasca PHK masal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

Sukoharjo, VIVA – Perusahaan tekstil yang terletak di Sukoharjo, Jawa Tengah, Sritex secara resmi akan berhenti beroperasi mulai 1 Maret 2025. Pada hari terakhir masuk kerja, para karyawan perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara itu melakukan perpisahan dengan melakukan aksi corat-coret tanda tangan di seragamnya bekerja.

Rupiah Dibuka Melemah Dibayangi Data Lonjakan Angka Kemiskinan Nasional

Sejumah karyawan pabrik tekstil Sritex tampak masih mengenakan seragam kerja berupa kaus polo berwarna biru muda dipadu dengan celana berwarna biru. Seperti halnya masa lulusan siswa SMA yang identik dengan corat-coret tanda tangan di seragamnya, mereka juga melakukan hal yang sama. Silih berganti para karyawan itu membubuhkan tanda tangan dengan spidol di seragam yang dipakainya.

“Lulus, lulus, lulus iki (ini). Merdeka. Pengangguran iki,” teriak beberapa karyawan yang sedan membubuhkan tanda tangan di seragam rekan kerjanya itu saat ditemui VIVA di seberang jalan pintu masuk menuju pabrik Sritex di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Jumat, 28 Februari 2025.

Industri IT Terus Terguncang, 12.000 Karyawan Kena PHK Tersingkir karena AI

Situasi di Sritex, Kabupaten Sukoharjo

Photo :
  • Antara/ Aris Wasita

Aksi corat coret dengan tanda tangan itu awalnya dilakukan di dalam pabrik, tepatnya di masing-masing divisi. Hanya saja ketika keluar, mereka pun bertemu dengan teman-teman lainnya dan meminta untuk bergantian membubuhkan tanda tangan di seragamnya itu sebagai kenangan. Apalagi hari ini merupakan hari terakhir mereka bekerja di Sritex.

42 Ribu Pekerja RI Kena PHK di 2025, Ini Biang Keroknya!

“Ini tadi salam-salaman sama teman, ini terakhir (masuk kerja). Ini kenang-kenangan juga dari tanda tangan teman-teman seperti lulusan SMA karena kita di sini sudah berteman lama dari satu tahun sampai yang 25 tahun. Ini yang atas yang tanda tangan bapak manajer, ada pimpinan dan rekan kerja,” kata salah satu karyawan Sritex yang terkena PHK, Agus Safari.

Ia hanya pasrah dengan kebijakan PHK setelah perusahaan yang menjadi tempat bekerja selama 20 tahun itu dipailitkan. Agus juga masih bingung apa yang akan dilakukannya setelah tak lagi bekerja sebagai karyawan Sritex. Apalagi setelah ini memasuki bulan Ramadan yang dilanjutkan denga Hari Raya Idul Fitri.

“InsyaAllah ada rejeki untuk puasa dan Idu Fitri nanti, ya mungkin tabungan bisa dibuka dulu,” ujar Agus yang telah bekerja di Sritex selama 20 tahun.

Sementara itu karyawan Sritex lainnya yang ikut aksi corat coret tanda tangan seragam, yakni Karwi Mardiyanto. Menurut dia, aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasi untuk saling mengingat antar teman yang dulu pernah bekerja di Sritex.

“Tanda tangan ini untuk saling mengingat, begitu melihat tanda tangan teman-teman semua, kita mengingat kebersamaan di Sritex,” kata dia yang telah bekerja selama 17 tahun.

Pada hari terakhir kerja ini, Karwi tidak bisa menyembunyikan kesedihannnya karena tempat bekerja bersama telah tutup. Menurutnya ini menjadi hari yang akan selalu dikenang karena merupakan hari terakhir bekerja di Sritex. Bahkan, saat dirinya berpamitan dengan penjual minuman tempat biasa berkumpul itu, sang ibu penjual hanya bisa memeluk dan menangis.

“Ya sedih pasti, tapi ya tetap harus kita terima. Ya ada nilai plusnya lah, ini kan mau Ramadan mungkin disuruh fokus ke Ramadan nanti,” ujarnya pasrah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya