Izin ke Prabowo, Bahlil Bakal Evaluasi KKKS yang Telantarkan Lapangan Migas di Natuna

[tangkapan layar]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVAMenteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengaku telah menyoroti sejumlah lapangan migas yang telah lama dipegang oleh para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) namun belum juga digarap. Salah satunya di sekitar Natuna, Kepulauan Riau.

Pertamina Youth Program 2025 : Kembangkan Potensi Generasi Muda Eksplorasi Sektor Energi

Karenanya, Dia pun meminta izin kepada Presiden Prabowo Subianto, untuk melakukan evaluasi pada lapangan-lapangan migas yang telantar di sekitar Natuna tersebut.

"Kami mohon izin Pak Presiden, kami akan mengevaluasi izin untuk dikembalikan ke KKKS yang mampu mewujudkan (produksi migas) agar bisa meningkatkan lifting," kata Bahlil dikutip dari YouTube Kementerian ESDM, Jumat, 16 Mei 2025.

Jika Negosiasi Tarif Deal, Bahlil Anggarkan US$15 Miliar Buat Impor Energi dari AS

Pekerja blok migas. (foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Seandainya lapangan-lapangan migas telantar itu bisa diberikan kepada para KKKS lain untuk digarap, Bahlil meyakini akan ada potensi penambahan produksi minyak sekitar 5.000-7.000 barel per hari.

Forum Masyarakat Minta Walkot Tri Adhianto Jangan Diam soal Kejanggalan Pengelolaan Keuangan PT Migas Kota Bekasi

Dengan mulai berproduksinya lapangan-lapangan migas telantar itu, Bahlil mengak juga akan menggenjot lapangan-lapangan migas lain yang saat ini tengah berproduksi.

Tujuannya supaya mereka bisa menambah target lifting nasional hingga mencapai sekitar 900 juta hingga 1 juta barel, pada tahun 2029-2030 mendatang.

Sementara untuk 2 lapangan migas kelolaan Medco E&P Natuna Limited yang diresmikan pada hari ini, yakni Lapangan Forel dan Terubuk, Bahlil optimis bahwa keduanya akan mampu menghasilkan 20 ribu barel minyak per hari dan gas 68 million standard cubic feet per day.

"Dalam rentang tahun 2027-2028 ketika ENI mulai berproduksi, kita akan dapat konsentrat minyak 90 ribu barel. Jadi target kita dengan kalkulasi yang ada di 2028-2029, minimal 800 (ribu), 900 (ribu), atau 1 juta barel per hari," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya