Ancam Cabut Izin Konsesi, Bahlil Evaluasi 10 Sumur Migas 'Nganggur'

[Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, di acara 'Energi dan Mineral Forum 2025' di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 26 Mei 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, salah satu hal yang membuat lifting migas nasional terus anjlok, adalah akibat maraknya ketidakproduktifan para perusahaan pengelola blok migas untuk menggenjot produksinya masing-masing.

Karenanya, Bahlil pun menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan evaluasi kepada para perusahaan migas di Tanah Air, yang telah diberikan izin konsesi namun tidak juga menggenjot produktivitas lifting migasnya.

"Dan kemarin Pak Dirjen (Migas) sudah sampaikan, ada sekitar 10 lebih sumur yang kita mau evaluasi lagi," kata Bahlil di acara 'Energi dan Mineral Forum 2025' di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 26 Mei 2025.

Hal itu sebagaimana yang juga telah dilakukan oleh pemerintah terhadap perusahaan migas asal Jepang, Inpex Corporation, selaku KKKS yang sudah mendapatkan izin konsesi selama 26 tahun di Lapangan Gas Abadi Blok Masela.

Dimana, Bahlil mengaku telah memberikan surat peringatan (SP) pertama kepada pihak Inpex, untuk segera berproduksi dan mendongkrak lifting migasnya di salah satu Blok migas terbesar di Tanah Air itu.

Industri hulu migas (ilustrasi)

Photo :
  • Dok. PHE

Apabila hal itu nantinya masih tidak diindahkan, Bahlil memastikan bahwa akan ada surat peringatan kedua, bahkan hingga langkah pencabutan hak atas konsesi yang telah diberikan oleh pemerintah di blok migas tersebut.

Dengan cara demikian, Bahlil meyakini bahwa lifting migas secara nasional juga akan semakin meningkat ke depannya. Sebab sejak dirinya menjabat sebagai Menteri ESDM, Bahlil mengaku telah melakukan pembaharuan terhadap sejumlah regulasi dan perizinan terkait konsesi blok migas, guna mendongkrak lifting di seluruh sumur migas produktif di Tanah Air.

DPR: Direksi Telkom yang Baru Harus Terus Tingkatkan Kinerja

Pekerja blok migas. (foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Terkait perdebatan di publik yang masih mempersoalkan soal skema gross split atau cost recovery dalam pelaksanaan kontrak-kontrak pengeboran migas, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah dan Pertamina sendiri sudah tidak terlalu mempersoalkan mengenai hal tersebut.

Neraca Perdagangan RI Surplus 61 Bulan Berturut-turut, Capai US$4,3 Miliar pada Mei 2025

"Kemarin Pak Simon sudah tanda tangan untuk (Blok) Rokan. Kita enggak usah pusing deh mau cost recovery, mau gross split, yang penting minimal IRR (internal rate of return)-nya 13 persen, tengah-tengah sedikit 15 persen, dan maksimal 17 persen," kata Bahlil.

"Supaya pengusaha dapat, negara dapat, tapi juga kedaulatan energi kita bisa kita wujudkan untuk kebaikan rakyat, bangsa, dan negara," ujarnya.

RDP Komisi XII, Pertamina Dukung Pemerintah Akselerasi Target Lifting Migas 2025
Corporate Secretary Pertamina, Arya Dwi Paramita

Pertamina Youth Program 2025 : Kembangkan Potensi Generasi Muda Eksplorasi Sektor Energi

PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda unggul melalui program Pertamina Youth Program (PYP) 2025.

img_title
VIVA.co.id
15 Juli 2025