BI Ungkap 3 Langkah Genjot Ekonomi Sirkular

Gedung Bank Indonesia (tampak depan)
Sumber :
  • VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis

Jakarta, VIVA Bank Indonesia mengungkapkan, terdapat tiga langkah strategis yang bisa ditempuh pelaku sektor keuangan dalam menggenjot pengembangan ekonomi sirkular. Salah satunya dengan memperluas akses pembiayaan melalui pengembangan solusi inovatif.

Terpopuler: Pegawai Bank Indonesia Lompat dari Lantai 15, PDIP Laporkan Budi Arie ke Bareskrim

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan pada isu lingkungan global, ekonomi sirkular hadir sebagai solusi fundamental yang mendukung komitmen dunia untuk mencapai target iklim dan Sustainable Development Goals. 

“Terdapat tiga langkah strategis yang dapat diambil oleh pelaku sektor keuangan dalam mendukung pengembangan ekonomi sirkular,” ujar Destry dalam keterangannya Senin, 26 Mei 2025.

BI Rate Turun, Ini Jurus BNI Jaga Likuiditas

Langkah pertama, memperluas akses pembiayaan melalui pengembangan solusi inovatif yang mampu mengatasi hambatan terkait agunan. Kedua menciptakan dan mengembangkan produk-produk keuangan yang selaras dengan prinsip dan praktik ekonomi sirkular.

Ekonomi Sirkular dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Photo :
  • vstory
Pegawai Bunuh Diri Lompat dari Lantai 15, Bank Indonesia Buka Suara

Ketiga memperkuat kapasitas lembaga keuangan, khususnya di wilayah perdesaan, guna meningkatkan pemahaman dalam melakukan penilaian terhadap model bisnis berbasis ekonomi sirkular, ramah iklim, dan bersifat nontradisional. 

“Dengan dukungan perangkat serta pemahaman yang lebih komprehensif, lembaga keuangan diharapkan dapat mampu melihat potensi nilai jangka panjang serta tingkat risiko yang lebih rendah dari model bisnis sirkular tersebut,” jelasnya.

Destry menambahkan, saat ini, Bank Indonesia telah berperan aktif dalam mendukung pengembangan ekonomi sirkular melalui berbagai kebijakan strategis, antara lain dengan mendorong sektor hijau melalui kebijakan makroprudensial yang mendukung pembiayaan berkelanjutan.

Kemudian memperkenalkan inklusi keuangan digital bagi petani, termasuk melalui penerapan sistem pembayaran berbasis kode QR nasional (QRIS) yang bebas biaya untuk usaha mikro dan kecil. Lalu mengembangkan model pembiayaan berbasis klaster dengan menjalin kemitraan bersama lembaga-lembaga strategis.

“Salah satu contoh adalah Desa Penglipuran di Bali, yang menjadi model integratif antara pariwisata dan pertanian sirkular, didukung oleh ekosistem pembayaran digital yang inklusif,” jelasnya.

Sementara itu, Chairman Agricultural Development Bank of China (ADBC) yang saat ini menjabat Chairman APRACA, Mr. Qian Wenhui menyampaikan tiga makna strategis dari ekonomi sirkular di sektor pertanian. 

Pertama, ekonomi sirkular dapat mengatasi keterbatasan sumber daya alam melalui penerapan model sistem tertutup yang mengubah limbah menjadi sumber daya yang bernilai tambah, selain mengurangi tekanan terhadap lingkungan dan dampak ekologi. 

QRIS.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Kedua, pendekatan ini mendukung ketahanan pangan melalui penerapan praktik pertanian berkelanjutan, seperti substitusi pestisida kimia dengan alternatif ramah lingkungan serta penerapan sistem tumpangsari. 

Ketiga, ekonomi sirkular berkontribusi terhadap pencapaian target iklim, baik dalam konteks emisi karbon maupun netralitas karbon, antara lain melalui pemanfaatan kembali limbah pertanian, penggunaan biogas, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta perlindungan terhadap keanekaragaman hayati.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya