Cuaca Ekstrem Tekan Kinerja, Buma Internasional Siapkan Strategi Pemulihan
- Humas Delta Dunia Group
Jakarta, VIVA – PT BUMA Internasional Grup Tbk (DOID) melaporkan kinerja operasional dan keuangan yang tertekan pada kuartal I-2025 dipengaruhi oleh tantangan operasional berupa cuaca ekstrem yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam menghadapi tantangan tersebut, perseroan berfokus pada efisiensi, pengendalian biaya dan penguatan portofolio bisnis.
Di Australia, jumlah hari hujan (rain days) melonjak 47 persen secara year on year (yoy). Begitu pula durasi hujan di salah satu lokasi tambang utama Indonesia meningkat 59 persen hingga menyebabkan banjir di area tambang (pit flooding) dan gangguan akses yang signifikan.
Akibatnya, volume produksi batu bara turun 17 persen menjadi 18 juta ton. Volume overburden removal anjlok 26 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 101 juta bcm (bank cubic meter).
Pendapatan Buma Grup menyusut 17 persen menjadi US$ 352 juta atau Rp 5,7 triliun (estimasi kurs Rp 16.230 per dolar AS). Perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$70 juta atau hampir empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jajaran Direksi Delta Dunia Group
- Delta Dunia
Dalam merespons tantangan yang ada, Grup dengan sigap memperkuat upaya pengurangan biaya di seluruh Grup. Strategi ini dilakukan dengan menerapkan alokasi modal yang lebih disiplin, pengelolaan modal kerja yang bijak, dan keunggulan operasional.
Buma Grup mencatat penurunan biaya tunai konsolidasi sebesar 7 persen secara tahunan yang didorong oleh penurunan 8 persen di Indonesia dan 21 persen di Australia. Selain itu, belanja modal difokuskan pada proyek-proyek dengan dampak besar.
Manajemen Buma menyampaikan, pengelolaan kas menunjukkan perbaikan. Dengan siklus konversi kas turun dari 21 hari menjadi 13 hari yang mencerminkan pengelolaan modal yang lebih ketat.
Atlantic Carbon Group, Inc. yang diakuisisi pada 2024 memberikan kontribusi positif. Perusahaan ini menyumbang pendapatan sebesar US$13 juta pada kuartal penuh pertamanya di bawah manajemen baru.
"Langkah cepat dan tegas Grup dalam menghadapi tantangan kuartal pertama telah mulai membuahkan hasil," tulis Manajemen BUMA dalam keterangan resminya yang dikutip Selasa, 1 Juli 2025.
Indikator awal yang positif terlihat di kuartal kedua adalah peningkatan produktivitas alat, meskipun masih ada tantangan dari cuaca ekstrem. Selain itu, produksi di lokasi ramp-up utama Grup mengalami kemajuan di mana PT Persada Kapuas Prima (PKP) telah mulai beroperasi pada Juni yang diharapkan dapat berkontribusi pada pemulihan volume di paruh kedua 2025.
Perseroan juga berhasil memperpanjangan kontrak utama selama dua tahun di site Goonyella di Australia. Pencapaian ini memperkuat kepercayaan klien dan memberikan landasan yang solid bagi pemulihan margin.
Selain itu, penerbitan Sukuk senilai Rp 2 triliun berupa sukuk Ijarah korporasi terbesar dengan peringkat Syariah A+ di Indonesia menunjukkan dukungan investor terhadap strategi perusahaan. PT Bank Central Asia Tbk atau BCA juga bergabung dalam sindikasi pembiayaan senilai US$250 juta bersama Bank Mandiri dan Bank BNI, yang memperkuat fleksibilitas pembiayaan operasional Grup ke depan.
“Grup tetap berada di jalur yang tepat dengan berfokus pada keunggulan operasional, disiplin keuangan, dan penciptaan nilai jangka panjang, seiring upaya untuk mengatasi tantangan jangka pendek dan mempercepat langkah menuju pertumbuhan yang berkelanjutan,” tutup Manajemen BUMA dalam keterangan tertulis.
