Benarkah Warren Buffett Anti Kripto? Ini Pandangannya Soal Nilai dan Risiko Investasi Bitcoin

Warren Buffet.
Sumber :
  • AP Newsroom

Jakarta, VIVA – Meski dunia keuangan modern diramaikan oleh kehadiran aset digital seperti Bitcoin, investor legendaris Warren Buffett masih bersikeras menolak untuk berinvestasi di kripto.

Bongkar Rahasia di Balik Prediksi Fantastis Bitcoin: Fakta atau Ilusi?

Sikap skeptis ini sejalan dengan filosofi investasi konservatifnya yang mengutamakan nilai fundamental dan pendapatan riil dari aset.

Namun, menariknya, perusahaan yang dikendalikan Buffett ternyata secara tidak langsung memiliki eksposur terhadap Bitcoin.

Tak Lagi Dianggap Komoditas, Aturan Pajak Aset Kripto Direvisi

Buffett, melalui Berkshire Hathaway Inc. (NYSE:BRK), secara tegas menolak untuk memasukkan mata uang kripto ke dalam portofolio utama.

Menurutnya, aset seperti Bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik, tidak menghasilkan pendapatan, dan bersifat spekulatif semata.

Bitcoin vs Ethereum, Mana Investasi Kripto yang Paling Cuan dan bikin Cepat Kaya?

Namun, laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa Berkshire Hathaway memegang 433.558 lembar saham perusahaan jasa keuangan Jefferies Financial Group Inc. (NYSE:JEF), dengan nilai hampir US$34 juta atau setara Rp554 miliar.

Apa hubungannya dengan Bitcoin? Ternyata, Jefferies memiliki 1.615.731 lembar saham iShares Bitcoin Trust ETF (NASDAQ:IBIT), senilai lebih dari US$85 juta atau sekitar Rp1,3 triliun.

IBIT merupakan ETF spot Bitcoin terbesar di dunia. Jefferies bahkan menyebut Bitcoin sebagai "hedge penting" terhadap inflasi dan pelemahan mata uang fiat, menurut laporan CNBC, Senin, 21 Juli 2025.

Lantas, Mengapa Warren Buffett Anti Investasi Kripto?

Bitcoin dan aset kripto.

Photo :
  • Pioneering Minds

1. Tidak Ada Nilai Intrinsik

Buffett dikenal hanya tertarik pada aset yang menghasilkan pendapatan, seperti saham perusahaan yang membagikan dividen atau properti yang menghasilkan sewa. Bitcoin dan kripto lain, menurutnya, tidak memiliki "nilai nyata" karena tidak memproduksi apapun dan hanya berfungsi jika ada orang lain yang bersedia membayar lebih mahal di masa depan.

2. Spekulatif dan Volatil

Bagi Buffett, kripto terlalu spekulatif. Ia menyebut Bitcoin sebagai “delusi” dan “racun tikus kuadrat”. Aset yang hanya mengandalkan sentimen pasar dianggapnya bukan investasi yang layak, melainkan lebih mirip berjudi.

3. Kurang Bisa Disebut Mata Uang

Meskipun disebut "mata uang kripto", Buffett menilai Bitcoin tidak bisa digunakan secara luas untuk transaksi harian. Stabilitas harga yang buruk dan kurangnya adopsi dalam sistem keuangan resmi membuatnya tidak layak disebut sebagai alat tukar.

4. Risiko Keamanan dan Regulasi

Dunia kripto sering dikaitkan dengan penipuan, peretasan, dan ketidakpastian hukum. Buffett selalu menghindari investasi dalam lingkungan yang penuh ketidakjelasan atau belum sepenuhnya diregulasi secara ketat.

5. Di Luar Lingkup Keahliannya

Buffett terkenal tidak pernah berinvestasi dalam sesuatu yang tidak ia pahami secara menyeluruh. Ia memilih untuk “stay in his circle of competence”, dan kripto tidak masuk dalam lingkaran itu.

Tapi Kok Bisa Ada Jefferies?

Meskipun Buffett sendiri sangat anti terhadap kripto, keterlibatan Jefferies melalui kepemilikan saham IBIT menimbulkan pertanyaan menarik: apakah ini tanda bahwa Berkshire Hathaway diam-diam melunak? 

Kemungkinan besar, tidak. Investasi tersebut lebih merefleksikan keputusan manajemen Jefferies yang independen dan memiliki strategi bisnis tersendiri. Namun, ini tetap membuka ruang diskusi, apakah secara tidak langsung Buffett sudah mulai "tersentuh" kripto, ataukah ini hanya efek samping dari investasi di perusahaan finansial yang lebih luas?

Pelajaran Bagi Investor

Jika Anda tertarik berinvestasi di kripto, ada baiknya memahami dua sudut pandang ini. Di satu sisi, Warren Buffett mewakili pendekatan konservatif dan fokus pada nilai jangka panjang. Di sisi lain, perusahaan seperti Jefferies melihat kripto, khususnya Bitcoin, sebagai potensi lindung nilai terhadap inflasi.

Yang paling penting, sebelum berinvestasi, pastikan Anda memahami karakter aset tersebut, risiko yang menyertainya, dan strategi jangka panjang yang sesuai dengan profil keuangan Anda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya