Grab Klaim Penyesuaian Tarif Transportasi Daring ke Depankan Kesejahteraan Mitra

Pengemudi ojek online Grab Indonesia.
Sumber :
  • Instagram/@grabid

Jakarta, VIVA – Grab Indonesia mengungkapkan kabar terbaru terkait rencana perubahan struktur biaya jasa atau tarif transportasi daring seperti ojek dan taksi online. Renana itu itu disambut baik.

Raih Apresiasi Internasional, Pertamina Call Center Layani Lebih dari 1,1 Juta Interaksi Pelanggan pada 2024

Chief of Public Affairs, Grab Indonesia Tirza Munusamy mengungkapkan, sampai saat ini, Grab terus berkoordinasi dengan instansi pemerintahan terkait, terutama Kementerian Perhubungan. 

“Untuk mendukung implementasi kebijakan yang mengedepankan kesejahteraan mitra pengemudi, kenyamanan pengguna, dan keberlangsungan industri secara keseluruhan,” kata dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 22 Juli 2025.

Awas Kehabisan! Diskon 30% Tiket Kereta Api Masih Tersedia hingga Besok

Tirza mengklaim, lebih dari tiga tahun terakhir pihaknya belum ada penyesuaian biaya jasa yang signifikan. Sementara di lapangan, mitra pengemudi menghadapi peningkatan biaya hidup dan operasional.

“Sehingga, Grab melihat bahwa kajian penyesuaian biaya jasa merupakan langkah yang tepat untuk membangun ekosistem transportasi yang lebih adil, berkelanjutan, dan mengayomi semua pihak,” ujar dia.

Keterbukaan Informasi Perpajakan Daerah Kini Bisa Diakses via Fitur Layanan Riset Online, Cek Caranya

Ilustrasi GrabCar

Photo :
  • Grab Indonesia

Lebih Ianjut dia mengatakan, saat ini, tersedia berbagai platform layanan di pasar, termasuk yang menawarkan skema komisi lebih rendah dari 20 persen. Dalam ekosistem yang terbuka dan kompetitif ini, setiap mitra Tirza sebut memiliki keleluasaan untuk memilih platform yang paling sesuai dengan harapan dan kebutuhannya.

“Grab percaya bahwa dalam lanskap tersebut, kualitas layanan, keberlanjutan dukungan, dan komitmen terhadap kesejahteraan mitra akan menjadi faktor pembeda yang utama,” ujar Tirza.

“Sejalan dengan itu, kami memandang bahwa usulan penurunan komisi hingga 10 persen tidak sejalan dengan prinsip keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan,” imbuhnya.

Pengemudi ojek online Grab Indonesia

Photo :
  • Instagram/@grabid

Komisi yang diterapkan saat ini, lanjut Tirza, digunakan tidak hanya sebagai biaya penggunaan aplikasi, tetapi juga untuk mendukung berbagai aspek penting yang dijalankan Grab bagi mitra pengemudi,

seperti layanan bantuan dan operasional 24/7, asuransi kecelakaan bagi mitra dan pengguna, fasilitas edukasi dan pengembangan kapasitas, program kesejahteraan dan insentif yang bersifat sukarela.

“Untuk itu, Grab terus berupaya menjaga keterjangkauan layanan di tengah kenaikan biaya jasa melalui berbagai inisiatif, seperti program subsidi tarif, diskon, serta loyalitas pelanggan,” kata Tirza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya