Dibuka Menghijau, IHSG Cenderung Datar Menanti Negosiasi Dagang China-AS

Ilustrasi IHSG.
Sumber :
  • VIVA

Jakarta, VIVA – IHSG dibuka menguat 11 poin atau 0,14 persen di level 7.625 pada pembukaan perdagangan Selasa, 29 Juli 2025.

Polda Metro Gagalkan Peredaran Sabu 35 Kg Jaringan China-Indonesia

Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman memprediksi, IHSG berpotensi bergerak sideways alias mendatar pada perdagangan hari ini.

"IHSG berpotensi bergerak sideways hari ini," kata Fanny dalam riset hariannya, Selasa, 29 Juli 2025.

IHSG Ditutup Cerah di Awal Agustus, Ada Saham yang Naik hingga 500 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin kemarin. Pergerakan yang beragam itu seiring investor menanti detil lebih lanjut dari perundingan perdagangan antara China dan AS, yang akan dimulai di Stockholm pada Senin pekan ini.

Dibuka di Zona Hijau, IHSG Dibayangi Koreksi Jelang Deadline Tarif AS

Pasar saham China daratan, Indeks CSI 300 dan Indeks Shanghai Composite naik masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,12 persen. Sementara di Jepang, Indeks Nikkei 225 melemah 1,10 persen dan dan Indeks Topix turun 0,72 persen.

Di Korea Selatan, Indeks Kospi bertambah 0,42 persen sedangkan Indeks Kosdaq berkurang 0,32 persen. Di sisi lain, Indeks ASX 200 Australia naik 0,36 persen dan Indeks Hang Seng Hong Kong menguat 0,68 persen.

Sementara itu, perundingan tersebut akan dipimpin oleh Menteri Keuangan AS, Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng.

Ilustrasi papan saham IHSG.

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Bessent berharap perpanjangan gencatan perdagangan selama negosiasi, yang mencakup topik lebih luas seperti pembelian minyak China dari Rusia dan Iran.

"Support IHSG berada di level 7.580-7.600 sementara resist IHSG di rentang 7.630-7.650," ujarnya.

Mobil dan teknologi China di Amerika Serikat

Ekspansi Industri EV Tiongkok, Ada Ancaman Keruntuhan yang Mengintai

Dibalik pertumbuhan pesatnya, terkuak tantangan struktural yang kompleks, mulai dari model bisnis yang rapuh, ketergantungan pada subsidi, hingga tekanan pasar global

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2025