Gelar Sarjana Saja Tak Cukup! Ini 20 Skill yang Paling Dicari Perusahaan pada 2025
- Pixabay/McElspeth
Jakarta, VIVA – Di era penuh perubahan dan dominasi teknologi seperti sekarang, dunia kerja mengalami transformasi besar. Menyambut tahun 2025, kebutuhan perusahaan tak lagi terpaku pada ijazah semata.Â
Sebaliknya, perusahaan-perusahaan global kini lebih menyoroti keterampilan kerja yang relevan dengan perkembangan zaman, terutama dalam menghadapi tantangan digital, otomatisasi, dan kecerdasan buatan.
Hal ini tercermin dari laporan The Future of Jobs Report 2025 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF). Laporan tersebut mengumpulkan lebih dari 10.000 respons perusahaan dari berbagai sektor di seluruh dunia, mewakili lebih dari 14 juta pekerja.Â
Hasilnya menunjukkan bahwa keterampilan yang berkaitan dengan cara berpikir, beradaptasi, dan berinteraksi menjadi jauh lebih penting dibanding keterampilan teknis konvensional.
Jika Anda sedang bersiap memasuki dunia kerja, mempertimbangkan transisi karier, atau ingin tetap relevan di tengah perubahan pasar tenaga kerja, berikut ini adalah 20 keterampilan yang paling dibutuhkan di dunia kerja tahun 2025:
Ilustrasi pekerja
- Istimewa
1. Berpikir Analitis (Analytical Thinking)
Sebanyak 69% perusahaan menyatakan bahwa kemampuan berpikir secara logis dan menganalisis masalah secara mendalam merupakan keterampilan inti. Di era data besar dan pengambilan keputusan berbasis informasi, berpikir analitis menjadi sangat krusial.
2. Ketahanan, Fleksibilitas, dan Kelincahan
Sebanyak 67% pemberi kerja menilai pentingnya karyawan yang mampu cepat beradaptasi dengan perubahan. Dunia kerja yang cepat berubah menuntut individu yang tidak mudah goyah dan siap menghadapi tantangan baru dengan sigap.
3. Kepemimpinan dan Pengaruh Sosial
Kepemimpinan bukan hanya soal posisi, tetapi juga kemampuan menggerakkan orang lain, membangun jaringan kerja yang positif, serta memengaruhi perubahan. Ini dihargai oleh 61% perusahaan sebagai keterampilan inti.
4. Berpikir Kreatif
Kemampuan menciptakan ide baru, memecahkan masalah dengan pendekatan segar, dan melihat peluang dari sudut berbeda semakin dicari. 57% perusahaan menyebut keterampilan ini penting dalam menghadapi kompetisi global.
5. Motivasi Diri dan Kesadaran Diri
Sebanyak 52% pemberi kerja menekankan pentingnya individu yang mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta memiliki dorongan internal untuk terus berkembang dan berkontribusi.
6. Literasi Teknologi
Tak harus jadi programmer, tetapi 51% perusahaan menginginkan karyawan yang melek teknologi, tahu tren digital, dan bisa beradaptasi dengan alat kerja berbasis teknologi modern.
7. Empati dan Mendengarkan Aktif
Di tengah maraknya komunikasi digital, kemampuan berempati dan mendengar secara aktif tetap penting. Ini membantu membangun kerja tim yang kuat dan menghindari konflik internal. Sebanyak 50% perusahaan menyebut keterampilan ini sebagai kebutuhan utama.
8. Rasa Ingin Tahu dan Semangat Belajar Sepanjang Hayat
Karyawan yang haus belajar dan terbuka terhadap pengetahuan baru menjadi aset berharga. Kemampuan ini diakui penting oleh 50% pemberi kerja.
9. Manajemen Talenta
Sebanyak 47% perusahaan menilai keterampilan dalam merekrut, melatih, dan mempertahankan talenta sangat penting, terutama dalam era persaingan sumber daya manusia.
10. Layanan Pelanggan dan Orientasi Pelayanan
Kemampuan memahami kebutuhan klien dan memberikan solusi terbaik sangat dihargai, bahkan di perusahaan berbasis teknologi. 47% responden memasukkan skill ini sebagai prioritas.
Keterampilan Lain yang Juga Krusial
Berikut sepuluh keterampilan lainnya yang menempati posisi penting di daftar WEF:
11. AI dan big data (45%)
12. Berpikir sistemik (42%)
13. Manajemen sumber daya dan operasi (41%)
14. Ketelitian dan dapat diandalkan (37%)
15. Pengendalian kualitas (35%)
16. Mengajar dan membimbing (26%)
17. Keamanan siber dan jaringan (25%)
18. Desain dan pengalaman pengguna (25%)
19. Kemampuan berbahasa asing (23%)
20. Pemasaran dan media (21%)
Menariknya, keterampilan tradisional seperti membaca, menulis, matematika (21%) bahkan pemrograman (17%) justru berada di posisi lebih rendah. Ini menandakan pergeseran fokus dari kemampuan teknis ke soft skills dan kemampuan berpikir strategis.
Memasuki tahun 2025, dunia kerja tidak hanya membutuhkan lulusan berijazah, tetapi juga individu yang memiliki kemampuan adaptif, kreatif, dan kolaboratif. Keterampilan seperti berpikir analitis, kepemimpinan, dan literasi teknologi kini menjadi fondasi utama untuk berkembang dalam dunia yang semakin terdigitalisasi.
Jika Anda ingin tetap relevan dan kompetitif, mulai kuasai keterampilan-keterampilan tersebut sejak sekarang. Ingat, bukan gelar yang paling penting, tetapi kemampuan Anda dalam berpikir dan beradaptasi di tengah dunia kerja yang terus berubah.