Warga Miskin di RI Ternyata Lebih Banyak Belanja Rokok daripada Telur, Ini Faktanya

Ilustrasi warga RI kelas menengah
Sumber :
  • CNA (Channel News Asia)

Jakarta, VIVA – Pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) per Maret 2025. Salah satu temuan menarik sekaligus memprihatinkan adalah mengenai pola konsumsi masyarakat miskin, khususnya di wilayah perkotaan.

Mengintip Perjalanan Raksasa Industri Tembakau Djarum, Ternyata Dimulai dari Bisnis Ini

Meski berbagai program pengentasan kemiskinan telah dijalankan, realita di lapangan menunjukkan bahwa pengeluaran masyarakat miskin sebagian besar masih terserap untuk kebutuhan konsumsi yang kurang produktif. 

Mulai dari beras sebagai sumber karbohidrat utama, hingga rokok filter dan kopi sachet yang secara gizi tidak memberi nilai tambah berarti. Berikut adalah tujuh fakta penting terkait komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin berdasarkan laporan Susenas 2025 dikutip Rabu, 30 Juli 2025:

Beras dan Rokok Jadi Penyebab Angka Kemiskinan di Jakarta Naik

Ilustrasi miskin.

Photo :
  • Pixabay/Cocoparisienne

1. Rokok Filter Jadi Pengeluaran Terbesar Kedua Setelah Beras

Warga Miskin Jakarta Bertambah 15,8 Ribu Orang, Apa Pemicunya?

Di wilayah perkotaan, rokok filter menyumbang hingga 10,72% terhadap garis kemiskinan, angka ini bahkan melampaui pengeluaran untuk makanan bergizi seperti lauk pauk dan sayuran. Artinya, rokok menjadi kebutuhan "wajib" yang menyerap sebagian besar belanja harian, meskipun bersifat adiktif dan tidak mendukung produktivitas.

2. Konsumsi Beras Masih Mendominasi

Tak mengherankan jika beras menempati peringkat pertama sebagai komoditas yang paling banyak dikonsumsi. Masyarakat mengandalkan beras sebagai sumber energi utama. Namun, dominasi karbohidrat dalam asupan harian ini perlu diimbangi dengan nutrisi lain, yang sayangnya belum menjadi prioritas dalam belanja mereka.

3. Kopi Sachet Masuk Tiga Besar Komoditas Konsumsi

Kopi sachet juga termasuk dalam tiga besar pengeluaran terbesar. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan konsumtif seperti minuman berkafein instan menjadi bagian dari pola hidup harian, meskipun kandungan gulanya tinggi dan manfaatnya bagi kesehatan minim.

Ilustrasi rokok

Photo :
  • freepik

4. Telur Ayam Ras Jadi Sumber Protein Utama

Berada di peringkat keempat, telur ayam ras menjadi salah satu komoditas yang masih memberikan kontribusi gizi positif. Harga yang relatif terjangkau dan kandungan proteinnya membuat telur ayam menjadi pilihan lauk utama, meskipun kuantitas konsumsinya masih terbatas dibanding kebutuhan ideal.

5. Mi Instan Menjadi Andalan Makanan Praktis

Mi instan, berada di posisi ketujuh sebagai komoditas favorit karena murah dan mudah disiapkan. Tingginya konsumsi mi instan mencerminkan ketergantungan pada makanan cepat saji yang meski mengenyangkan, namun tidak memenuhi standar gizi seimbang.

6. Alokasi untuk Pendidikan dan Kesehatan Sangat Rendah

Salah satu dampak dari tingginya proporsi pengeluaran untuk kebutuhan konsumsi rutin seperti rokok dan makanan instan adalah minimnya alokasi untuk pendidikan dan kesehatan. Banyak rumah tangga miskin tidak memiliki dana cukup untuk biaya sekolah anak atau pemeriksaan kesehatan, yang pada akhirnya memperpanjang siklus kemiskinan struktural.

7. Konsumsi Harian Didominasi Barang Rendah Nilai Tambah

Jika dilihat dari keseluruhan pola konsumsi, masyarakat miskin cenderung membelanjakan uang mereka pada barang dengan nilai tambah rendah: makanan pokok murah, produk adiktif, dan minuman instan. 

Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang hidup dalam kondisi bertahan, bukan berkembang. Edukasi konsumsi sehat dan perlindungan sosial menjadi krusial untuk mengubah pola ini secara berkelanjutan.

Temuan dari Susenas 2025 memberi gambaran nyata bahwa tantangan pengentasan kemiskinan bukan hanya soal pendapatan, tetapi juga pola konsumsi. Pengeluaran masyarakat miskin masih didominasi oleh kebutuhan harian yang kurang mendukung pembangunan kualitas hidup jangka panjang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya