Jurus XLSmart Jaga Sinyal di Tengah Banjir Bali
- Dok. XLSmart
Jakarta, VIVA – PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) memastikan secara umum semua layanan telekomunikasinya di Bali dalam kondisi aman dan tidak terdampak secara signifikan oleh bencana banjir yang terjadi pada 10 September 2025.
XLSmart memiliki lebih dari 7.200 BTS di seluruh Pulau Bali, dengan sekitar 2.700 BTS berada di area yang paling dekat dengan lokasi banjir, seperti Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung.
Sebagian BTS sempat mengalami gangguan akibat terputusnya pasokan listrik, namun layanan segera dipulihkan dengan bantuan genset.
Regional Group Head XLSmart East Region Dodik Ariyanto menyebut banjir di beberapa wilayah Bali menyebabkan akses jalan terhambat dan pasokan listrik terputus di beberapa titik, namun tim teknis sigap mengaktifkan genset dan melakukan perbaikan sehingga layanan tetap terjaga.
"Kami berupaya keras menjaga kualitas layanan di area terdampak, mengingat layanan telekomunikasi saat ini sangat dibutuhkan masyarakat terdampak dan pihak berwenang yang menangani bencana," kata dia, melalui keterangan resminya, Sabtu, 13 September 2025.
Hingga Jumat, 12 September 2025, jaringan XLSmart di Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung tetap normal. Pelanggan dan masyarakat sudah dapat kembali menikmati akses telekomunikasi dan data.
Seiring dengan mulai pulihnya pasokan listrik di beberapa area pasca banjir, maka BTS yang sempat terkendala kini kembali beroperasi normal.
Tim teknis XLSmart di lapangan terus melakukan pemantauan dan pengecekan intensif untuk memastikan jaringan dan layanan tetap berfungsi optimal bagi masyarakat dan pelanggan.
Sebagai informasi, Bali diterjang banjir besar sejak 10-11 September 2025. Peneliti iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto mengatakan, pada Agustus dan September, seharusnya menjadi puncak musim kemarau di sebagian besar NTT dan Bali.
Secara regional, hujan lebat yang memicu banjir ini dipicu oleh aktifnya Gelombang Ekuatorial Rossby. Hal ini memicu hujan lebat yang cukup merata di Bali hingga Nusa Tenggara dan Kalimantan barat daya.
Curah hujan di Stasiun Klimatologi Bali pada 9-10 September mencapai 385 mm per hari, menjadi yang tertinggi di Indonesia pada hari itu.
”Curah hujan ekstrem di Bali ini merupakan yang tertinggi dalam catatan sejarah di wilayah ini,” kata Siswanto.
Beberapa studi menyebut dampak Gelombang Ekuatorial Rossby terhadap cuaca adalah sering memicu pertumbuhan awan konvektif yang intens yang menimbulkan hujan lebat dan cuaca ekstrem, termasuk yang baru-baru ini terjadi di Bali dan NTB, menyebabkan banjir dan angin kencang.
Masalahnya, fenomena ini terjadi di puncak musim kemarau, yang seharusnya tidak mendukung terjadinya hujan ekstrem.
