Rupiah Melemah di Tengah Prediksi Melambatnya Ekonomi RI Kuartal III-2025
- istockphoto.com
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.405 per Senin, 15 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 14 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.391 pada perdagangan Jumat, 12 September 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Selasa, 16 September 2025 hingga pukul 09.15 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.416 per dolar AS. Posisi tersebut melemah 40 poin atau 0,25 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.376 per dollar AS.
Ilustrasi mata uang Rupiah.
- Pixabay/IqbalStock
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada kuartal III-2025, imbas dari faktor belanja pemerintah yang masih rendah. Selain itu, kinerja perdagangan khususnya net ekspor juga diperkirakan melandai.
Apalagi, kinerja ekspor yang memuncak hanya sampai Agustus 2025, disebabkan karena pengusaha melakukan front loading sebelum penerapan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.Â
Namun geliat perekonomian akan berbalik arah pada kuartal IV-2025, dimana optimisme bakal tumbuh sejalan dengan penyerapan insentif maupun stimulus yang digelontorkan pemerintah. Pada kuartal II-2025 lalu, pertumbuhan ekonomi melesat di atas ekspektasi yakni hingga 5,12 persen (yoy) di tengah gelombang PHK dan lain-lain.
"Sebelumnya, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 mencapai 5,2 persen (yoy)," ujar Ibrahim.
Selain itu, publik tak perlu takut apabila target pertumbuhan tidak tercapai, karena kebijakan fiskal masih bisa menopang percepatan pembangunan. Sebab, sisa Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah masih cukup banyak. Hal itu kendati Rp 200 triliun sudah dipindahkan dari Bank Indonesia (BI) ke lima himbara guna memacu kredit sektor riil.
Kemudian, pemerintah juga sudah menyiapkan paket stimulus. Saat ini pemerintah telah menyusun beberapa paket insentif yang akan digelontorkan hingga akhir tahun. Namun, nilainya belum dipastikan.
Beberapa program yang sedang disusun pemerintah untuk memacu perekonomian meliputi perluasan sektor sasaran insentif pajak penghasilan pasal 21 (PPh 21) ditanggung pemerintah (DTP). Insentif pembebasan pajak itu saat ini hanya berlaku untuk buruh di sektor padat karya, dengan gaji di bawah Rp 10 juta per bulan.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.370 - Rp 16.420," ujarnya.